Fasilitas bermain anak di Taman Kota Pangkalan Bun, Bundaran Pancasila, Kelurahan Madurejo, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, dianggap membahayakan. Pagar kayu yang mengelilingi spot bermain tersebut sudah banyak ompong. Akibat terlepasnya pagar kayu itu, banyak paku-paku yang belum tercabut, sehingga dapat melukai anak-anak yang bermain. Terlebih anak anak senang masuk ke area bermain melewati sela-sela pagar kayu yang terlepas dibanding memutar melalui pintu masuk yang disediakan. Selain paku yang membahayakan anak-anak, wahana bermain di tempat tersebut juga banyak yang rusak. Kondisi tersebut dikeluhkan oleh orang tua yang membawa putra-putrinya bermain.
Kondisi rusaknya wahana bermain anak dituding merupakan ulah dari pengunjung. Masyarakat dinilai tidak mau ikut merawat dan memelihara fasilitas yang diberikan oleh pemerintah daerah. Selain itu, pada malam hari suasana di area spot bermain anak tersebut gelap, padahal bila malam hari banyak anak-anak masuk ke area bermain dengan orang tuanya. “Masyarakat juga harus pandai merawat apa yang disediakan oleh pemerintah daerah. Fasilitas ini diberikan gratis kalau menjaganya saja tidak bisa, jangan salahkan pemerintah kalau tidak memperbaikinya,” kata salah satu pengunjung, Yati.
Menurutnya, paku di bekas pagar yang terlepas itu tidak berat untuk mencabutnya, tapi tidak ada yang mau melakukannya. Hal sekecil itupun harus menunggu pemerintah daerah turun tangan. Pengunjung lainnya, Mubaroq, menyampaikan bahwa untuk pemeliharaan fasilitasi publik harusnya menjadi tanggung jawab bersama. Dengan begitu, fasilitas bermain dapat terpelihara dengan baik dan aman digunakan oleh anak-anak.
Rusaknya fasilitas bermain anak di taman kota tersebut merupakan wujud dari tidak pedulinya masyarakat terhadap sarana dan prasarana bermain untuk anak. “Sepengetahuan saya, bukan hanya di taman kota, tetapi banyak fasilitas bermain di taman-taman yang kondisinya juga rusak. Ini butuh kesadaran dari masyarakat untuk ikut memiliki dan memelihara fasilitas yang diberikan,” pungkasnya. (tyo/yit)