Tingginya intensitas hujan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) memicu peningkatan debit air di Sungai Arut, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Kondisi tersebut semakin mengkhawatirkan masyarakat bantaran sungai di Kota Pangkalan Bun. Perlahan ketinggian air di sungai yang melintasi Kota Pangkalan Bun terus naik dan nyaris sejajar dengan ketinggian jembatan ulin yang membentang sepanjang aliran sungai di lima kelurahan di Kecamatan Arut Selatan.
Saat ini ketinggian air di permukiman warga bantaran di Kelurahan Raja, Raja Seberang, Mendawai, Mendawai Seberang dan Kelurahan Baru hampir menyentuh lantai rumah warga. “Hari ini hujan deras kembali turun, air ikut naik dengan cepat. Bila cuaca terus seperti ini air akan naik ke lantai rumah, sekarang air hanya menyisakan beberapa centimeter dari lantai rumah saya,” ungkap Rafli, warga Bantaran Sungai Arut, Minggu (14/1/2024). Dampak meningkatnya debit air juga dirasakan warga di Karang Anyar, Kelurahan Mendawai, Desa Tanjung Terantang, dan Desa Kumpai Batu Bawah (KBB), di mana air juga sudah memenuhi halaman rumah mereka. “Kalau sudah naik begini, dari hulu ke hilir sama kondisinya, tetapi yang paling terdampak adalah di Karang Anyar, Tanjung Terantang dan Kumpai Batu Bawah. Silahkan cek air sudah merata masuk ke permukiman,” beber Iwan Malo, warga Kumpai Batu Bawah. Mirisnya, warga di Kumpai Batu Bawah bukan hanya terdampak luapan Sungai Arut tetapi juga Sungai Bengaris, sehingga air cepat masuk ke permukiman warga.
“Semoga tidak seperti banjir besar tahun kemarin, kalau hal itu terjadi maka ekonomi masyarakat akan lumpuh, petani merugi karena tanaman sayur mayur akan mati,” pungkasnya. (tyo/yit)