SAMPIT - Kedatangan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo disambut gembira masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Dalam waktu kurang lebih dua jam, Presiden menginjakkan kakinya menuju Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) yang berlokasi di tepi Sungai Mentaya untuk memantau harga kebutuhan pokok. Selanjutnya Jokowi meninjau sawah dan pertanian di Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
"Saya bersyukur dengan kedatangan beliau. Mulai dari landing (mendarat) sampai take off (lepas landas) berjalan lancar sesuai yang kita rencanakan. Beliau sempat ngobrol sebentar dengan saya dan merasa senang sekali melihat antusiasme masyarakat Kotim. Mudah-mudahan kedatangan beliau dapat membawa berkah untuk Kotim yang kita cintai," kata Halikinnor, Bupati Kotim, Rabu (26/6).
Halikin juga berterima kasih atas kerjasama TNI dan Polri, termasuk masyarakat yang ramai berbondong-bondong ingin melihat jabat tangan dengan Presiden.
Halikinnor berharap kedatangan Presiden RI dapat memberikan perhatian lebih dari pemerintah pusat untuk peningkatan infrastruktur, pertanian, dan kesehatan.
"Kita berharap kedatangan beliau ini dapat memberikan lebih banyak program-program pemerintah pusat yang bisa dikembangkan di Kotim," ujarnya.
Pemkab Kotim juga menyatakan kesiapannya menjadi salah satu kabupaten penyangga di Ibu Kota Negara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur.
"Tadi Pak Presiden menanyakan, kenapa tidak dikembangkan peternakan sapi dan tanaman jagung di Kotim. Saya siap ikuti arahan beliau agar berkoordinasi dengan kementerian terkait. Kotim memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan bantuan program pompanisasi ini salah satu solusi untuk mendukung lahan pertanian yang biasa tanam sekali, bisa dua kali tanam. Sehingga, hasil pertanian di Kotim bisa memasok untuk kebutuhan pangan di IKN," ujarnya.
Halikinnor juga menyinggung wacana pembangunan Jembatan Mentaya untuk menghubungkan Kota Sampit menuju Kecamatan Seranau yang berada berdampingan dengan Kota Sampit , namun terbelah oleh Sungai Mentaya.
"Pembangunan Jembatan Mentaya perlu dukungan anggaran dari pemerintah pusat, karena anggaran untuk membangun jembatan sangat besar mencapai Rp 1,6 triliun,tidak mampu kabupaten mewujudkan itu dalam waktu cepat. Kita berharap apabila rencana pembangunan jembatan menjadi perhatian pemerintah pusat, maka peningkatan perekonomian masyarakat di Kecamatan Seranau dan sekitarnya akan berkembang pesat," tandasnya. (hgn/yit)