SAMPIT – Intervensi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berdampak pada meningkatnya pemasukan data dalam sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) hingga akhir Juni.
Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi mengatakan, berdasarkan data pada 29 Juni 2024, persentase balita diukur yang diinput dalam aplikasi EPPGBM Kalteng mencakup 14 kabupaten/kota mencapai 81 persen. Untuk Kotim, inputan EPPGBM persentase balita diukur adalah 40,85 persen.
”Persentase kita sudah mulai naik," kata Umar, Minggu (30/6).
Sebagai informasi, Menteri Kesehatan telah menginstruksikan agar tim percepatan penurunan stunting untuk gerakan intervensi serentak yang input EPPGBM-nya belum sampai 95 persen, agar disegerakan mencapai minimal 95 persen. Untuk itu, sebelum akhir Juni lalu, Pemkab Korim bergerak cepat melakukan intervensi, mulai dari kecamatan hingga desa.
”Intervensi dimaksud adalah penimbangan dan pengukuran serentak di pos pelayanan terpadu (posyandu). Targetnya selesai minggu, untuk data hari ini (Minggu) belum keluar. Kita serentak pengukuran, karena arahannya Juni harus selesai semua," katanya.
Dari 21 puskesmas di wilayah ini, data awal ada sebanyak 41.004 sasaran balita. Pada 26 Juni lalu, balita yang sudah di entry ke dalam aplikasi E-PPGBM adalah 28,5 persen. Mendapat laporan rendahnya persentasi tersebut, Bupati Kotim Halikinnor menginstruksikan di sisa waktu sebelum akhir Juni untuk melakukan posyandu serentak.
”Kemudian cleaning, dari 41.004 sasaran balita, sisa 38.309 sasaran balita. Artinya, kurang lebih 3.000 data ganda. Kita akan terus lakuin cleaning data, sehingga tidak ada double data. Dapat di Pusdatin itu 36 ribu. Kita berharap minimal kita bisa mendekati 36 ribu, target yang kita lakukan," harapnya.
Setelah berjalannya posyandu serentak, dari 38.309 sasaran balita, pada 28 Juni lalu terjadi peningkatan persentase entry E-PPGBM, yakni 34,20. Persentase tersebut meningkat 6,65 persen pada keesokan harinya, 29 Juni lalu. Persentasi Juni ini belum final, karena saat berita ini dibuat data hari Minggu (30/6) belum terinput.
”Sesuai arahan bupati, mulai dari camat, lurah, kades, dan TP-PKK bergerak. Alhamdulillah, dari pergerakan yang dilakukan sudah ada peningkatan cakupan penimbangan dan pengukuran. Kami belum bisa memastikan berapa peningkatan yang berhasil dicapai dalam kurun waktu tersebut. Mudahan bisa 70-80 persen, karena rata-rata di desa sudah pengukuran dan penimbangan, cuma entry ke aplikasi E-PPGBM yang lambat," jelasnya.
Menurutnya, intervensi yang dilakukan tidak hanya terhadap balita yang sudah pernah ke Posyandu, melainkan balita yang belum pernah ke Posyandu, sehingga pihaknya melakukan intervensi secara door to door dengan melakukan pengukuran dan penimbangan terhadap balita.
”Dari data, banyak anak yang tidak datang ke posyandu. Itu luar biasa banyaknya, sehingga salah satu cakupan kita untuk mendapatkan realisasi minimal 90 persen. salah satu jalan, kita harus melakukan sweeping dan door to door," katanya.
Sementara itu, Bupati Kotim Halikinnor yang meninjau langsung pengukuran dan penimbangan balita di sejumlah kecamatan mengatakan, kegiatan intervensi ini guna mengetahui tingkat pertumbuhan anak secara berkala.
”Ini dilakukan dalam upaya kita untuk memantau secara detail kondisi tumbuh kembang anak. Kemudian juga untuk meningkatkan peran serta orang tua anak agar lebih peduli dalam memperhatikan pertumbuhan anak secara optimal," katanya.
Posyandu serentak yang dilaksanakan berupa pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, ukur lingkar kepala, dan edukasi tentang kesehatan pada bayi balita juga turut disampaikan.
”Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan ibu bayi dan balita tetep membawa anaknya posyandu rutin," katanya. (yn/ign)