PALANGKA RAYA – Wakil Ketua Komisi C DPRD Palangka Raya Ruselita menyoroti pengadaan buku paket pelajaran di sekolah yang sering harus ditebus orang tua murid, terutama di tahun ajaran baru.
Ia menegaskan, masih adanya kebijakan sekolah yang mengadakan buku paket pelajaran untuk anak didiknya, harus memerhatikan semua ketentuan supaya tidak menimbulkan masalah.
Menurutnya pengadaan buku paket pelajaran ini bisa saja dilakukan, sepanjang harga yang dijual dalam batas wajar atau lebih tepatnya tidak memberatkan orangtua murid. Untuk itu perlu solusi terbaik supaya hal tersebut bisa berjalan dan dapat diterima.
“Jangan sampai menjadi keluhan, karena kemarin ada pengaduan orang tua murid kalau ada sekolah yang mengadakan buku paket pelajaran totalnya hampir Rp 1 juta. Hal itu dikeluhkan orangtua murid,” ujarnya, Selasa (16/7).
Diakui Ruselita, memang dalam hal kegiatan belajar mengajar, khususnya bagi peserta didik baru sangat dibutuhkan buku paket pelajaran yang sesuai dengan standar sekolah. Hanya saja, jika sekolah yang melakukan pengadaan dan meminta orangtua siswa membeli, tentu perlu juga memerhatikan kemampuan orang tua murid masing-masing.
“Bagi para orangtua yang tingkat kehidupannya menengah ke bawah, maka harga jual buku paket yang tinggi justru akan menambah beban para orangtua atau wali murid itu sendiri,” tegasnya.
Menurut Ruselita, solusi selain menjual buku dengan harga murah, pihak sekolah juga bisa mengadakan buku menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Buku tersebut nantinya bisa menambah koleksi perpustaan dan juga bisa digunakan para murid.
Ia kembali menegaskan, hal ini bisa menjadi solusi terbaik, terlebih dana BOS memang digelontorkan pemerintah tidak lain untuk membantu apa yang menjadi kebutuhan sekolah yang salah penyediaan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan.
“Jadi salah satu hal yang dimanfaatkan melalui dana BOS adalah untuk pengadaan buku paket. Karena itu jangan ada sekolah yang memaksa muridnya menebus buku paket dengan harga yang memberatkan,” pungkas Ruselita. (sho/gus)