PULANG PISAU – Penjabat (Pj) Bupati Pulang Pisau Hj Nunu Andriani mengungkapkan, penyaluran pupuk di Kecamatan Maliku dan Sebangau Kuala terbilang lancar. Dia menjelaskan, penyaluran pupuk di wilayah tersebut terbagi dua. Yaitu dengan Kartu Tani dan iPubers.
“Jumlah pupuk yang telah disalurkan 507,13 ton urea dan 429,40 ton NPK. Ini berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian telah dilakukan evaluasi dari tim yang membidangi di Dinas Pertanian dengan PT Pupuk Indonesia, Pihak Distributor Sang Hyang Seri dan di Kios Penyalur,” ungkap Nunu.
Nunu mengatakan, guna penyaluran pupuk bersubsidi lebih optimal maka juga dilaksanakan sosialisasi pupuk bersubsidi dengan narasumber dari PT Pupuk Indonesia.
Dia berharap, bagi yang berkepentingan perangkat daerah teknis dan jajarannya, distributor dan pemilik kios, gapoktan/poktan/ para petani dapat memahami apa yang disampaikan dalam sosialisasi itu. Sehingga nantinya dalam penyaluran pupuk bersubsidi dapat tepat waktu dan sasaran untuk menunjang kegiatan pertanian secara luas.
“Hal ini penting diperhatikan dan dipelajari. Karena data penerima sudah berbasis digital yang lebih praktis dan tepat sasaran. Di mana mekanisme penebusan pupuk bersubsidi menggunakan KTP melalui aplikasi iPubers. Terdapat standarisasi bukti penebusan pupuk bersubsidi, adanya kendala penebusan menggunakan KTP dan cara mengatasinya,” ujarnya.
Nunu menegaskan, perlu dipahami, terutama para petani bahwa kegiatan sosialisasi pupuk bersubsidi merupakan pekerjaan bersama dalam peningkatan pertanian.
“Pemerintah tetap berkomitmen untuk senantiasa mendukung pembangunan pertanian di lokasi sentra pengembangan padi khususnya dan usaha tani komoditas lainnya. Yakni melalui program dan kegiatan yang inovatif bagi masyarakat,” kata Nunu.
Dia juga meminta kepada Dinas Pertanian dan perangkat daerah teknis serta stakeholders terkait agar dapat segera merealisasikan sarana/prasarana pra panen pada kegiatan optimalisasi lahan dan dapat meminimalkan persoalan dalam penyaluran pupuk. Nunu menjelaskan, dalam penyaluran pupuk bersubsidi dibutuhkan pengetahuan digitalisasi yang baik.
“Untuk itu diperlukan juga sinergisitas antara distributor, pemilik kios, petani dan penyuluh pertanian lapangan,” beber dia. (art/kpg)