KASONGAN- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Katingan mengikuti virtual zoom meeting dalam rangka koordinasi pengendalian inflasi daerah dari media Center Diskominfostandi setempat, Selasa (27/8).
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Katingan Yodihel mengatakan, pengendalian inflasi daerah melalui rakornas menjadi forum penting untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam mengendalikan inflasi di Indonesia.
"Dalam pertemuan ini, berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan pusat, bekerja sama untuk mengatasi tantangan inflasi. Terutama yang dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti perubahan iklim dan kelangkaan pangan," ujarnya, kemarin.
Menurut Yodihel, paparan mengenai tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga minggu ke-4 Agustus 2024, sepanjang bulan Januari 2021-Juli 2024, kelompok transportasi mengenai inflasi tertinggi dan memberikan andil terbesar terhadap inflasi nasional pada bulan September 2022.
Pada September 2022, inflasi bulanan di level nasional pada kelompok transportasi sebesar 8,88 persen dengan andil sebesar 1,08 persen. Salah satu penyebab inflasi kelompok transportasi yakni adanya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Sepanjang Januari 2021-Juli 2024, pemerintah beberapa kali melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan harga BBM yang signifikan mempengaruhi inflasi terjadi pada April 2022, September 2022, September 2023, dan Oktober 2023. Inflasi bensin dan solar tertinggi terjadi pada September 2022, sebesar 24,91 persen dan 25,61 persen. Pada Agustus 2024, pemerintah kembali melakukan penyesuaian harga bensi dan solar nonsubsidi," papar Yodihel.
Secara nasional lanjutnya, jumlah kabupaten dan kota yang mengalami penurunan IPH sampai dengan Agustus 2024 lebih banyak dibandingkan kabupaten dan kota yang mengalami indeks perkembangan harga (IPH) turun dari minggu sebelumnya.
Yodihel menguraikan, kenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatera, terjadi dengan nilai perubahan IPH 1.66 persen. Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH terbesar di 10 wilayah tersebut didominasi oleh beras, cabai rawit, dan cabai merah. Kenaikan IPH tertinggi di Pulau Jawa dengan komoditas penyumbang andil kenaikan IPH terbesar di 10 wilayah tersebut didominasi oleh cabai Rawit, minyak goreng, dan beras.
Harga cabai rawit sampai dengan minggu Ke-4 Agustus 2024 naik sebesar 10.40 persen dibanding Juli 2024. Jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan harga Cabai Rawit sampai dengan minggu ke-4 Agustus 2024 berkurang dibanding minggu sebelumnya.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda rutin nasional yang melibatkan berbagai kementerian, lembaga, serta pemerintah daerah untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam mengatasi inflasi di seluruh wilayah Indonesia," pungkas Yodihel. (sos/gus)