KASONGAN – Realisasi pajak pada sektor sarang burung walet di Kabupaten Katingan cukup mengkhawatirkan. Hal itu disebabkan rendahnya kesadaran pengusaha terhadap kewajibannya membayar pajak, bahkan terkesan kucing-kucingan dengan petugas pajak di lapangan.
Sampai September tahun 2015, penerimaan dari sektor usaha sarang burung walet tercatat hanya Rp 1,5 juta dari target yang dibebankan sebesar Rp 275 juta per tahun. Padahal, di lapangan banyak berdiri sarang burung walet yang cukup produktif.
”Data sementara ada 1.111 sarang walet. Itu pun tidak termasuk yang baru-baru ini terbangun. Wilayah sentranya berada di Kecamatan Katingan Kuala, Katingan Hilir, dan Katingan Tengah,” kata Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Katingan Krisolit Elbaar, Senin (21/9).
Menurutnya, pajak retribusi sarang burung walet sulit dipungut. Sebagian besar pengusaha tidak melunasi kewajiban. Kendala lainnya, ketika petugas pungut mendatangi lokasi usaha, petugas hanya menemui penjaga. Pekerja ini sering berdalih tidak berani membayar pajak sebelum diperintahkan majikannya.
”Saat petugas tanya siapa pemilik bangunan ini kepada si A, yang bersangkutan menjawab tidak tahu. Padahal setelah ditanya kembali kepada warga lain, ternyata si A yang punya. Inilah yang membuat kita pusing,” katanya.
Selain itu, alasan lain sering dilontarkan pengusaha kepada petugas pajak adalah berusaha mengelabui petugas dengan alasan sarang burung walet harganya anjlok dan sulit dijual di pasaran. ”Kita akan terus evaluasi masalah ini, padahal jika dikelola dengan baik pendapatan kita di sektor ini cukup banyak,” sebutnya.
Di sisi lain, instruksi Sekda Katingan Nikodemus kepada Camat Katingan Kuala Katingan Hilir dan Katingan Tengah, sudah disampaikan untuk membuat asosiasi pengusaha burung walet. Langkah itu dirasa akan membantu pemkab setempat dalam hal pemungutan pajak.
”Usaha di bidang ini kemungkinan terus berkembang pesat ke depan. Pasalnya, informasinya harga sarang walet sekarang mencapai Rp7 juta per kilogram setelah sempat dihargai Rp 3 sampai Rp 4 juta saja,” katanya. (agg/ign)