KASONGAN – Ratusan ekor ikan di Sungai Sala, Kelurahan Kasongan Lama ditemukan mati. Ikan jenis sepat, lais, dan baung itu diduga keracunan. Ikan tersebut mengambang di sepanjang sungai berair keruh tersebut.
Pantauan Radar Sampit, Senin (21/9), bau busuk ikan menyengat hidung saat melalui Jembatan Sungai Sala. Dilihat dari kondisinya, kematian massal ikan itu diperkirakan terjadi pada Sabtu atau Minggu akhir pekan tadi. Dugaan sementara, hal itu akibat maraknya aktivitas racun kimia jenis putas atau racun serangga cair.
”Kami menemukan ratusan ekor ikan mati di aliran sungai ini. Kondisinya sudah membusuk. Kemungkinan mati karena diputas di bagian hulu sungainya, sehingga sisa bangkai terbawa sampai ke sini,” kata Siti (37), warga sekitar Sungai Sala.
Kejadian itu sudah diketahuinya sejak Sabtu (19/9) malam. Berawal ketika ibu rumah tangga (IRT) ini memancing di sekitar Jembatan Sungai Sala. Dia terkejut melihat banyaknya ikan yang mati dan tersangkut di tumpukan sampah dan di pinggir sungai.
“Saya belum tahu pasti penyebab ratusan ikan ini mati, tetapi kalau melihat dari kondisi fisiknya diduga akibat keracunan putas,” ujar dia.
Sementara itu, Kapolsek Katingan Hilir Ipda Setyo Sidik Pramono mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan masyarakat terkait kasus tersebut. Kendati demikian, dengan matinya ratusan ikan di Sungai Sala menunjukkan bahwa terdapat potensi aksi melanggar hukum selama ini.
”Belum ada masuk laporan warga. Nanti petugas cek ke TKP untuk melihat langsung kondisinya seperti apa. Memang aksi racun ikan sering terjadi saat musim kemarau seperti ini atau saat debit air surut,” ungkapnya.
Jika benar mengandung racun, dia meminta masyarakat, khususnya di bantaran Sungai Sala, agar tidak menggunakan air untuk kebutuhan apa pun, apalagi dikonsumsi.
”Selain tingkat kekeruhan yang tinggi, air di sungai ini jangan dulu digunakan karena berbahaya apabila positif telah diracun,” pintanya.
Pihaknya mengaku akan menindak secara hukum bagi warga yang melakukan pengambilan ikan di sungai dengan cara diracun atau disetrum. Namun demikian, kata dia, perlu dilakukan penyelidikan apa yang menyebabkan ratusan ikan tersebut mati. ”Kalau ulah tangan manusia akan ditindak tegas,” pungkasnya. (agg/ign)