PALANGKA RAYA - Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo, menegaskan bahwa upaya penurunan stunting menjadi salah satu prioritas yang masuk dalam program 100 hari kerja Pemerintah Provinsi Kalteng.
Menurutnya, pemerintah telah melakukan berbagai gebrakan terkait penurunan stunting ini, dan hasilnya pun cukup baik yang dibuktikan dengan penurunan angka prevalensi setiap tahunnya.
"Hasil Survei Kesehatan Indonesia, prevalensi stunting Kalteng mengalami penurunan sebesar 3,4 persen, dari 26,9 persen pada tahun 2022 turun menjadi 23,5 persen di tahun 2023," katanya, Senin (14/4).
Edy Pratowo melanjutkan, meski secara angka terus mengalami penurunan setiap tahun, namun Wagub meminta penanganan lintas sektor harus diperkuat guna mengejar target yang ditetapkan untuk tahun 2025 sebesar 20,6 persen.
"Perlu upaya mendorong dan menguatkan konvergensi antar program lintas sektoral dari berbagai stakeholder terkait, termasuk pemetaan, perencanaan, penganggaran, dan penyusunan rencana kerja," paparnya.
Menurutnya, percepatan penurunan stunting harus dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan secara bersama-sama dengan sasaran kelompok prioritas agar mencegah terjadinya kasus stunting.
Upaya ini harus dipertegas, mengingat penurunan stunting memerlukan penanganan secara cepat, tepat dan menyeluruh. Sehingga hal ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah, akan tetapi seluruh lembaga dan elemen masyarakat.
"Stunting ini sangat merugikan, bukan hanya pada anak itu sendiri, namun juga bagi keluarga dan kelangsungan pembangunan daerah di masa mendatang," pungkas Edy Pratowo. (sho/gus)