SAMPIT – Menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai mengaktifkan delapan Posko Masyarakat Peduli Api (MPA) sejak Rabu (11/6). Langkah ini dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi ancaman karhutla.
Delapan posko yang diaktifkan tersebar di Kecamatan Pulau Hanaut, Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Seranau, Kota Besi, Cempaga, dan Parenggean. Masing-masing posko didukung oleh lima personel masyarakat, serta unsur Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam menyampaikan, posko tersebut akan menjalankan tugas pemantauan, pencegahan, serta penanganan awal apabila terjadi kebakaran. Apabila eskalasi karhutla meningkat, BPBD akan turun langsung untuk melakukan penanganan dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat.
Hingga saat ini, kata Multazam, belum terpantau adanya awan yang berpotensi hujan di sebagian besar wilayah Kotim. “Pantauan kami pagi ini menunjukkan tidak ada potensi hujan. Hanya sedikit awan terdeteksi di wilayah Antang Kalang, namun itu pun belum bisa dikategorikan sebagai awan hujan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi geografis Kotim menjadi salah satu tantangan dalam upaya penanganan karhutla karena masih banyak wilayah yang sulit dijangkau melalui jalur darat.
“Apabila diperlukan, akan digunakan pemadaman udara menggunakan heli water bombing seperti yang pernah dilakukan pada tahun 2023,” tambahnya.
Penggunaan heli water bombing ditentukan oleh pemerintah pusat. Helikopter water bombing akan melayani Kotim, Lamandau, Sukamara, Pangkalan Bun, dan Seruyan. Keputusan penggunaan dilakukan berdasarkan laporan situasi lapangan yang disampaikan oleh BPBD, TNI, Polri, dan instansi terkait lainnya.
BPBD terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas pembakaran yang berpotensi memicu karhutla. Mitigasi dan pencegahan akan terus menjadi prioritas utama selama musim kemarau berlangsung. (yn/yit)