SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berkomitmen memperkuat peran daerah dalam pelestarian bahasa dan sastra daerah. Komitmen ini ditegaskan dalam audiensi antara Pemkab Kotim dan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang digelar di Ruang Rapat Setda Kotim, Kamis (12/6).
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kotim Masri menyebutkan bahwa sinergi ini penting sebagai upaya membangun budaya literasi dan pelindungan bahasa daerah di tengah derasnya arus globalisasi.
“Pemerintah daerah harus hadir dalam menjaga identitas bahasa dan budaya lokal. Itu bagian dari membangun karakter masyarakat,” tegas Masri.
Dalam pertemuan tersebut, Balai Bahasa Kalteng memaparkan sejumlah program strategis, di antaranya pelindungan bahasa daerah, peningkatan literasi masyarakat, serta penguatan kesastraan berbasis komunitas dan sekolah.
Masri menilai program tersebut sejalan dengan visi pembangunan kebudayaan daerah. Ia menegaskan pentingnya penguatan literasi di kalangan pelajar dan guru, serta perlunya ruang bagi tumbuhnya karya sastra lokal.
“Kami mendukung penuh kegiatan literasi yang menyentuh sekolah, komunitas, dan ruang publik. Bahasa daerah harus hidup di tengah masyarakat, bukan sekadar simbol,” katanya.
Diskusi antara kedua pihak membahas berbagai ide, termasuk perlunya kegiatan yang menjangkau sekolah-sekolah, dukungan terhadap komunitas baca, serta pembinaan penulis muda di daerah.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalteng Sukardi Gau menekankan bahwa keberhasilan pelindungan bahasa daerah sangat bergantung pada dukungan pemerintah daerah. Tanpa kerja sama lintas sektor, pelestarian bahasa rentan hanya menjadi wacana formalitas.
“Harapannya, kerja sama ini jadi awal dari kebijakan yang lebih luas dan berkelanjutan,” tuturnya.
Menurutnya, langkah ini juga menjadi strategi menghadapi tantangan melemahnya penggunaan bahasa daerah akibat pengaruh luar, sekaligus membangun generasi muda yang literat dan memiliki kebanggaan terhadap warisan budayanya. (yn/yit)