PALANGKA RAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya mencatat hingga awal Agustus ini total sebanyak 62 kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) telah terjadi dengan luas lahan terbakar mencapai 18,7 hektare.
Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Nenie Adriati Lambung, mengingatkan pemerintah untuk meningkatkan berbagai upaya pencegahan dan penggulangan supaya kejadian karhutla tidak meluas.
“Terutama pada titik yang rawan pada kawasan gambut, ini sudah menjadi catatan bersama dengan melihat kasus-kasus pada tahun sebelumnya. Tentu pemerintah sudah tahu lokasi-lokasi yang perlu dipatau,” katanya, kemarin.
Sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng), terutama Kota Palangka Raya sudah memasuki musim kemarau. Fenomena alam seperti ini tentu bisa saja menimbulkan bencana, sehingga peningkatan kewaspadaan perlu dilakukan.
Terjadinya pemanasan suhu pada saat kemarau sangat rentan menjadi pemicu kekeringan, sehingga berpotensi meningkatkan jumlah titik api atau rawan terhadap ancaman karhutla. Terlebih khususnya Kota Palangka Raya yang kondisi lahan atau tanahnya bergambut, tentu mudah kering dan terbakar.
“Penanganan karhutla ini, ya kita memang sudah pengalaman dan saya yakin semuanya sudah siap. Namun pemerintah diharapkan tetap memerhatikan hal-hal penting lainnya,” imbuh Nenie.
Politikus PDI Perjuangan ini juga mengingatkan masyarakat untuk mengikuti berbagai arahan yang sudah disampaikan pemerintah, salah satunya tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar, termasuk berperan dalam upaya pencegahan.
“Karhutla inikan tidak hanya kebakarannya, tapi dampak kesehatan dan ekonomi bisa terancam. Karena itu perlu diperhatikan lagi terkait langkah-langkah pencegahan,” pungkasnya. (sho/gus)