KOTAWARINGIN LAMA–Musim kemarau disertai kabut asap yang melanda seluruh wilayah Kotawaringin Barat (Kobar) termasuk wilayah Kotawaringin Lama (Kolam) mulai berdampak pada kesehatan warga. Rumah Sakit Rakyat Kutaringin (RSRK) Kecamatan Kolam pada bulan September ini telah tercatat 14 pasien diare yang dirawat, satu diantaranya meninggal dunia.
Adin Yan Permana selaku dokter Rumah Sakit Rakyat Kutaringin membenarkan adanya grafik peningkatan pasien diare. Adin juga memastikan Ahmad El Hafi yang nyawanya tidak tertolong beberapa hari lalu dikarenakan diare.
”Pasien tersebut saat dibawa orang tuanya ke sini kondisinya sudah lemah, selama satu jam setengah kita berusaha menolongnya, namun Yang Kuasa berkehendak lain,” jelas Adin.
Anak pertama pasangan Hanafi (29) dan Khairunisa (24) warga RT 2 Desa Sagu Sukamulya Kecamatan Kolam itu terlambat mendapatkan penanganan medis sehingga mengalami dehidrasi berat.
”Berdasarkan surat rujukan dari petugas Pustu Desa Sagu Sukamulya, pasien seharusnya dibawa ke sini tanggal 23 September tetapi yang terjadi pasien baru masuk UGD keesokan, harinya tanggal 24 September sekitar jam 07.00 WIB,” jelas Adin, Senin (28/9).
Saat tiba, tim medis telah berusaha sekuat tenaga, namun bayi 17 bulan itu sudah lemah. Untuk memasukan cairan infus pun sudah tidak bisa lagi karena pembuluh vena pasien sudah tidak berfungsi.
Kepala TU Rumah Sakit Rakyat Kutaringin H. Jamri mengatakan, pasien diare yang dirawat meningkat tajam. Pada bulan Juli hanya ada satu pasien, Agustus tiga pasien, dan September 14 pasien. ”Bulan lalu pasien diare satu dewasa, dua belita. Bulan ini 11 orang balita dan tiga orang dewasa,” tuturnya.
Plt Kepala Rumah Sakit Rakyat Kutaringin Gusti Sadikin mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap kesehatan keluarganya, terutama terhadap penyakit ISPA dan diare. Apabila ada warga yang sakit terutama balita, harus segera berobat. (gst/yit)