PANGKALAN BANTENG – Setelah diguyur hujan pada Rabu (30/9) lalu, langit di wilayah Kecamatan Pangkalan Banteng terlihat cukup cerah, Jumat (2/10) siang. Meski sempat muncul kabut pekat saat pagi, kabut yang turun sedikit berbeda dibanding biasanya. Hal itu setidaknya memberikan sinyal bencana saat kemarau segera berakhir.
Kabut Jumat pagi itu sudah bercampur dengan embun hasil penguapan air akibat hujan yang terjadi pada sehari sebelumnya. Kendati terlihat pekat pagi hari, namun berangsur menghilang saat siang.
”Tadi pagi pekat, tapi tampakanya bercampur embun, karena terasa dingin, tidak seperti biasanya yang terasa pengap seperti asap umumnya,” ungkap Julian, salah seorang warga Amin Jaya, Jumat (2/10) pagi.
Selain berkurangnya asap, masyarakat juga merasakan kegembiraan lain. Pasalnya, dengan guyuran hujan yang mencapai dua jam lebih, sebagian sumur warga mulai terisi air. ”Kabut asap memang sedikit berkurang, tapi alhamdulillah sumur juga mulai mengeluarkan sedikit air,” katanya.
Selama asap menyelimuti wilayah Pangkalan Banteng sejak sekitar satu bulan ini, lanjutnya, banyak kendala yang dialami warga. Selain mengancam kesehatan, anaknya yang masih belum genap berumur lima tahun terpaksa lebih sering dikurung dalam rumah dan mulai jarang bermain di halaman.
”Mau bagaimana lagi, kesehatan anak lebih penting. Lebih baik sementara main di dalam rumah dulu,” katanya.
Selain masyarakat umum, hingga kini jenjang pendidikan mulai prasekolah atau TK dan Play Group hingga SMA/SMK sederajat masih dibebaskan untuk meliburkan siswanya jika kondisi kabut asap masih membahayakan.
Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah (Diklusepora) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kobar, Sumardi mengatakan, sampai saat ini pihaknya memberi kebebasan bagi TK dan Play Group untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar.
”Anak TK dan Play Group kan masih sangat rentan kesehatannya. Usia mereka yang masih tergolong kecil, kemungkinan terjangkit penyakit pernafasan akibat kabut asap akan sangat tinggi,” katanya.
Menurutnya, kesehatan anak lebih baik diutamakan. Sebab, usia prasekolah adalah salah satu masa emas perkembangan mereka. Jadi, akan sangat disayangkan jika harus sakit akibat tetap nekat masuk sekolah dengan kondisi kabut asap yang masih pekat.
”Sebagian TK dan Play Group sudah mulai masuk lagi, namun bagi wilayah yang kabut asapnya masih pekat, lebih baik ditunda dulu,” katanya. (sla/ign)