PANGKALAN BUN - Sepanjang musim kemarau tahun ini, lima orangutan keluar dari habitat aslinya. Kebakaran hutan dan lahan membuat satwa dilindungi itu masuk permukiman warga.
Kepala BKSDA SKW II Pangkalan Bun Hartono mengatakan, tercatat selama tahun 2014 ada sekitar 14 orangutan hasil dari penyelamatan dan laporan warga yang menemukan dekat pemukiman mereka. Orangutan tersebut kemudian dilepasliarkan ke Suaka Margasatwa (SM) Lamandau. Sedangkan tahun 2015, khususnya pada musim kebakaran lahan, ada lima orangutan yang diselamatkan akibat habitatnya terganggu.
Hartono menjelaskan, orangutan hasil evakuasi dari pemukiman warga Jalan Wengga Metropolitan Sampit telah dilepasliarkan ke SM Lamandau. "Kondisinya sehat, sebelumnya sudah kita periksa ambil sampel darahnya," kata Hartono.
Selain itu, BKSDA SKW II juga telah menyelamatkan dua orangutan yang sudah kehilangan habitatnya di kilometer 11, Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat. Dua orangutan betina dewasa berumur sekitar 12 tahun dan anaknya betina berumur 2 tahun.
"Dua orangutan terjebak karena pembakaran lahan, kita beri pengobatan dulu selama seminggu, karena ada indikasi penyakit cacingan, jadi kita lepaskan kalau sudah sembuh," jelasnya.
Dampak pembakaran lahan dan hutan ini juga menggangu semua binatang. Satwa keluar dari habitatnya untuk mencari tempat baru.
"Karena pembakaran lahan, bahan pakan berkurang, sehingga lari kepemukiman warga," ujar Hartono.
Beberapa hewan hasil penyerahan warga juga masih ada di BKSDA SKW II Pangkalan Bun. Hewan tersebut diantaranya dua ekor owa-owa, seekor kukang, dan seekor macan hutan. Rencananya satwa itu akan dilepasliarkan bersama dua orangutan di SM Lamandau. (rm-70/yit)