SUKAMARA – Turunnya kualitas udara akibat pekatnya asap, mulai berdampak terhadap kesehatan warga.

Dari catatan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukamara, jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mulai mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir ini.      

Menurut Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit pada Dinkes Sukamara, Dr Benson Nababan, menjelaskan sebelum munculnya asap jumlah penderita ISPA tercatat 1.200 pasien di seluruh wilayah Kabupaten Sukamara.

 Pada bulan Agustus terjadi kenaikan penderita menjadi 1.500 pasien atau sekitar 10 persen.

“Naiknya penderita ISPA akibat kualiats udara yang menurun karena kabut asap ini,” tegas Benson Nababan.

Lantaran itulah, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar mengurangi aktifitas di luar rumah saat pekatnya asap saat pagi hari atau malam hari. Saat keluar rumah atau berada di alam terbuka, disarankan menggunakan masker agar udara yang masuk ke pernapasan tersaring. 

Terkait mengenai pekatnya kabut asap ini, pihak sekolah juga menunda jam masuk sekolah. Biasanya pelajar sekolah dasar masuk jam 6.30 WIB, saat ini ditunda menjadi jam 7.30 WIB. Begitupun dengan jam sekolah pelajar taman kanak-kanak juga ditunda satu jam dari jadwal biasanya.

Sebelumnya, akibat kabut asap yang mulai pekat menyelimuti kota Sukamara dan sekitarnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukamara membagikan masker gratis kepada warga.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukamara, Junaidin Tarigan, pembagian masker gratis kepada masyarakat diharapkan dapat meminimalisir dampak asap terhadap kesehatan masyarakat, sebab dalam beberapa hari terakhir serutama pagi dan sore hari cukup pekat sehingga dapat mengganggu kesehatan.

“Penyakit yang umumnya muncul karena kabut asap seperti ISPA. Dengan diberikannya masker, diharapkan warga yang keluar rumah dapat memakainya sebagai pelindung pernapasan,” ujar Tarigan.(fzr/fm)