SAMPIT – Tongkang di Kotim berulah lagi. Tadi malam, Warga Kecamatan Baamang, Jalan Baamang Hulu I, digemparkan insiden serudukan tongkang. Kali ini bukan hanya lanting dan rumah warga yang jadi korban, fasilitas perusahaan daerah air minum (PDAM) Dharma Tirta Sampit juga rusak. Kerugian ditaksir mencapai Rp 1 miliar lebih.
Tongkang kosong yang ditarik sebuah tugboat bertuliskan Luis Prima itu menabrak tempat penyedotan air PDAM, tiga lanting warga, dan dua rumah sekitar pukul 19.30 WIB. Warga langsung mengejar tongkang itu dan menahannya agar bertanggung jawab dan menganti rugi kerusakan.
Penjaga Penyedotan Air PDAM Bayu Surya mengungkapkan, tongkang kosong itu berlayar dari dari arah pusat perbelanjaan mentaya (PPM) Sampit menuju arah. Saat akan menepi, tongkang diduga oleng karena diterpa angin kecang hingga menabrak lanting, rumah, dan fasilitas PDAM.
”Karena tabrakan itu, pondasi mesin penyedot ari rusak dan pipa bocor. Mudah-mudahan malam ini bisa selesai diperbaiki,” katanya. Tugboat yang menarik tongkang juga dilaporkan ke Polsek KPM dan Polair.
Acis, warga yang rumahnya rusak parah ditabrak tongkang, menuntut ganti rugi atas kerusakan yang diakibatkan tongkang tersebut. ”Total kerugian belum kami hitung, tetapi kami tetap meminta ganti rugi. Dapur tempat saya habis porak poranda, dua jamban serta satu jukung ces juga hancur,” katanya.
Selain rumahnya, kata Acis, rumah tetangganya juga hancur dan menuntut ganti rugi. Belum ada kejelasan dari pihak yang bertanggung jawab atas kerusakan tersebut. ”Besok (hari ini, Red) kami menunggu kabarnya bagaimana masalah ganti rugi ini,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur PDAM Dharma Tirta Sampit Firdaus Herman Ranggan mengatakan, kerusakan terjadi pada mesin pompa impact induk Baamang. Kerugian mencapai Rp 1 miliar lebih. Hal itu juga berdampak pada distribusi air untuk pelanggan di daerah Baamang yang macet total.
”Kerusakan terjadi pada pompa impact yang menyalurkan air baku ke tempat pengolahan produksi air. Tiga di antaranya rusak total dan satunya akan coba diperbaiki besok," katanya.
Harga satu pompa impact, lanjutnya, sekitar Rp 250 juta. Kerugian tersebut belum termasuk kerusakan jaringan dan bangunan. ”Pelanggan di daerah Baamang dipastikan tidak tersuplai air. Meskipun satu pompa bisa diperbaiki, tidak mampu menjangkau seluruh pelanggan," ujarnya.
Menurutnya, perbaikan keseluruhan pompa memerlukan waktu 3-7 hari, tergantung pengiriman pompa dari Surabaya. Jika ada kendala pengiriman, bisa lebih lama, karena bobot satu pompa lebih dari 200 kilogram.
”Untuk pelanggan di daerah Ketapang masih aman karena saat ini IPA Ketapang sudah berfungsi dan dapat memenuhi keperluan air di daerah Ketapang. Masyarakat diharap bersabar atas kejadian ini. Kami upayakan secepat mungkin perbaikannya," tandasnya. (mir/dc/dwi)