PANGKALAN BUN - Akibat habisnya stok ikan di Sungai Arut, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), para pedagang ikan di Pasar Indrasari terpaksa mendatangkan ikan dari petani keramba Sungai Lamandau, Kecamatan Kotawaringin Lama.
Menurut salah seorang pedagang ikan, Isur, saat ini para petani keramba Sungai Arut sudah kehabisan stok ikan segar. Dalam tiga hari terakhir, para pedagang mengambil dari Sungai Rasau dan Sungai Lamandau, Kotawaringin Lama.
"Di tempat kita ini sudah tidak ada lagi setok ikan, ini semua didatangkan dari Sungai Lamandau," ujar Isur, Sabtu (14/11).
Ada dua jenis ikan yang kosong di Pangkalan Bun, yakni bawal dan ikan mas. Kedua jenis ikan ini tidak tahan dalam perjalanan saat dibawa dari Sungai Lamandau menuju Pasar Indrasari.
"Yang sekarang kosong ini bawal dan mas. Tidak berani membawanya. Dalam perjalanan pasti mati," kata Isur.
Hal senada disampaikan Abdullah. Setok ikan yang tersedia hanya ikan patin dan nila yang didatangkan dari Sungai Rasau dan Sungai Lamandau.
"Para petani keramba yang ada di sini pun rata-rata merugi hingga Rp 300 juta per orang," ungkapnya.
Abdulah menjelaskan, harga sendiri ikan patin dan nila mengalami kenaikan. Nila biasanya Rp 40 ribu per kilorgram menjadi Rp 50 ribu, sedangkan ikan patin dari harga Rp 20 ribu per kilorgam menjadi Rp 35 ribu.
"Saat ini banyak para pedagang dan petani keramba yang istirahat dulu, menunggu air Sungai Arut normal," kata Abdullah.
Seperti diketahui, Sungai berubah dari cokelat menjadi jernih kehijauan mulai Sabtu 7 November lalu. Celakanya, perubahan air sungai ini membuat semua ikan nila milik petani keramba mati.
(jok/yit)