PANGKALAN BUN – Peralatan yang dimiliki tim pemadam kebakaran tidak mampu lagi mengatasi api yang melalap lahan dan hutan. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat sangat berharap bantuan pemadaman api menggunakan helikopter.
Pemkab telah mengajukan helikopter kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalteng. Pemadaman titik api dengan menggunakan helikopter itu sudah sangat mendesak untuk mengurangi asap.
Plt Bupati Kobar Bambang Purwnato mengatakan, jumlah titik api di Kobar terus bertambah. Penanganan cepat harus segara dilakukan dan pemkab tengah meminta bantuan helikopter kepada BDBD Provinsi Kalteng.
”Sekarang sudah diurus oleh BPBD, tinggal kita tunggu saja. Mudahan cepat direspon karena kita sangat membutuhkan pemahaman lewat udara,” kata Plt Bupati Kobar Bambang Purwanto.
Sampai saat ini, tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak membakar lahan dan hutan masih sangat rendah. Ini sangat membayakan bagi masyarakat dan mengnggu perekonomian.
“Maka dari itu kita terus upayakan pemadaman. Namun yang paling efektif yakni dengan menggunakan helikopter, karena titik api sekarang banyak yang di dalam hutan dan sulit dijangkau dengan pemadam biasa,” bebernya.
Kepala BDBP Kobar Hermon F Lion menambahkan, pihaknya sudah menyampaikan usulan bantuan helikopter kepada BPBD Provinsi Kalteng. ”Helikopter yang di provinsi itu ada dua. Satu untuk penanganan di dalam kota dengan cakupan Palangka, Katingan, hingga Pulang Pisau. Satu lagi rencananya diarahkan ke Kalimantan Selatan,” kata Hermon F Lion kemarin.
Masih ada satu helikopter lagi yang rencananya didatangkan dari Jambi. Helikopter tersebut nantinya diarahkan ke Kobar. “Mudah-mudahan saja bisa cepat datang dan segara diarahkan ke Kobar,” ujarnya.
Dijelaskan Hermon, kondisi titik api sangat banyak sehingga pemadaman menggunakan mobil damkar kewalahan. Alat pemadam kebakaran sangat terbatas. “Kalau menggunakan helikopter itu bisa leluasa. Lewat udara bisa menjangkau ke titik api yang terparah,” jelasnya.
Dampak kebakaran lahan dan hutan begitu sangat terasa mulai dari malam hari kabut asap sudah mulai menyelimuti kota. Parahnya lagi kalau pagi hari itu jarak pandang sudah terbatas. Sampai-sampai mengganggu penerbangan. (rin/yit)