SAMPIT - Dalam beberapa hari ini, air Sungai Mentaya yang biasa berwarna kecokelatan mendadak jernih kehijau-hijauan. Warga di pinggir sungai itu menyakini, fenomena tersebut terjadi karena abu akibat kebakaran hutan yang larut oleh hujan.
”Ini memang biasanya terjadi setelah musim kemarau, sepertinya ini air abu,” ungkap Said, warga Baamang Tengah I, Rabu (18/11) .
Sementara salah seorang tokoh masyarakat, Anang Baung menjelaskan bahwa fenomena alam ini hanya terjadi ketika musim kemarau panjang. Saat air itu di sungai terlihat dari permukaan berwarna kehijau-hijauan.
”Terjadinya fenomena itu setiap musim kemarau panjang. Tapi, tidak semua musim kemarau itu membuat air sungai terlihat berwarna jernih. Ini terjadi lagi setelah puluhan tahun lamanya,” katanya.
Menurutnya, fenomena ini hanya akan terjadi selama beberapa hari ke depan. Selanjutnya, air akan kembali normal.
”Biasanya paling lama tujuh hari dan paling pendek tiga hari setelah itu warna air kembali normal,” jelasnya.
Catatan koran ini, fenomena ini kerap terjadi pada bulan November. Biasanya, dengan adanya ini ikan-ikan yang hidup di Sungai Mentaya menjadi mudah terlihat dari permukaan. Sehingga pada malam harinya, warga banyak yang berburu ikan menggunakan tombak ke tepi sungai.
Sementara itu, terkait fenomena ini Badan Lingkungan Hidup Kotim belum pernah melakukan pemeriksaan sampel air.
”Kalau dulu kemungkinan memang karena abu dari hulu sungai, tapi sekarang bisa jadi sudah tercampur limbah dari perusahaan perkebunan sawit,” tukas Dayat, warga pinggiran Sungai Mentaya lainnya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kotim Suparman, belum bisa dimintai keterangan untuk ini. Namun salah seorang stafnya mengatakan, pihak BLH akan segera mengambil sampel air sungai untuk menguji segala kandungannya.
”Nanti akan kami coba cek kembali,” kata kepala Bidang Analisa Dampak Lingkungan Endah Prihatin.
Kendati demikian, sampai kini belum ada keluhan dari warga pinggiran sungai terkait dampak fenomena ini. Tahun lalu, ikan yang di pelihara di sejumlah keramba apung di Sungai Mentaya, sempat mati bersamaan dengan menghijaunya air sungai ini. (oes/dwi)