SUKAMARA – Kemarau panjang yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir selain mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan, juga menyebabkan debit air sungai Jelai turun drastis.

Akibatnya, saat air laut pasang terjadi intrusi ke sungai lantaran permukaan air yang lebih rendah dan air sungai berubah rasa menjadi asin.

“Sekarang air asin sudah sampai wilayah sungai Berais. Mungkin jika kemarau terus terjadi maka air payau akan sampai ke kota Sukamara seperti beberapa tahun silam,” ujar Ani, salah seorang warga.

Kondisi air asin lantaran masuknya air laut tersebut juga telah dirasakan oleh warga Desa Pulau Nibung. Untungnya sumur buatan sudah bisa dimanfaatkan sehingga mereka tidak perlu keluar biaya besar hanya untuk membeli air bersih.

Sebab tahun-tahun sebelum adanya sumur, warga terpaksa membeli dari penjual air yang datang ke desa mereka.

“Air menjadi asin membuat hasil tangkapan ikan sungai seperti udang juga menurun,” cerita Ani.

Ditempat lain, kemarau panjang juga menyebabkan debit air di bagian hulu sungai turun drastis hingga tidak bisa dilalui oleh speed boat.

Begitu pun wilayah Balai Riam dan Permata Kecubung, membuat air sumur warga banyak yang kering sehingga terpaksa menggunakan air sungai.

“Masalah air bersih saat musim kemarau memang dialami sebagian besar desa di Kecamatan Balai Riam. Jika sudah begini warga terpaksa pergi ke sungai yang masih ada airnya,” terang Gusti Rajudin.

Menurutnya, permasalahan kebutuhan air bersih saat kemarau di wilayahnya terebut perlu perhatian dari pemerintah daerah, sehingga persoalan klasik tersebut dapat teratasi dan tidak menjadi permasalahan tahunan warga.

Pihaknya juga berharap, sarana air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kecamatan Balai Riam, segera beroperasional.

“Masyarakat berharap sarana yang sudah ada dapat dimanfaatkan agar bisa mengatasi persoalan air bersih ini,” ujarnya.(fzr/fm)