PANGKALAN BUN - Banyak kabel puding trafo milik PLN dicuri. Maling mengincar gardu yang letaknya sepi dan jauh dari pemukiman warga. Akibatnya, pasokan listrik ke pelanggan sering terganggu dan PLN merugi ratusan juta rupiah.
Manajer PLN Rayon Pangkalan Bun Purwanto mengungkapkan, pemdaman listrik mendadak yang bersifat lokal atau per area dalam dua bulan belakangan banyak disebabkan aksi pencurian kabel puding trafo atau biasa disebut gardu. Lokasi yang diincar pencuri mulai dari kawasan Pangkalan Bun hingga Pembuang Hulu, Kecamatan Hanau, Kabupaten Seruyan. Bahkan, gardu di Kampung Baru dan Sampuraga yang berada di dalam Kota Pangkalan Bun itu juga menjadi sasaran.
”Di desa hingga kota menjadi korban aksi pencurian kabel dalam sistem trafo (gardu). Puluhan gardu menjadi terganggu, akibatnya masyarakat yang menjadi korban karena terjadi pemadaman,” ujarnya, Senin (30/11) siang.
Selain melakukan penyelidikan internal, pihaknya juga telah melaporkan kasus ini ke aparat kepolisian. Ia menduga, pelaku pencurian merupakan orang yang mengerti tentang jaringan listrik PLN. Sebab, pelaku sangat rapi dan paham betul tentang kelistrikan.
”Dugaan kami, aksi pencurian terjadi dini hari. Bahkan informasi yang masuk, warga pernah melihat ada mobil berpelat nomor dengan kode DA yang sempat pura-pura menjadi petugas PLN, namun rupanya pencuri kabel trafo,” terangnya.
Terkait penyelesaian perbaikan jaringan listrik yang roboh akibat angin kencang, Purwanto mengatakan selesai pada Senin petang. ”Sya perintahkan sore sudah masuk sistem,” ujarnya.
Tak hanya lima tiang yang roboh. Dari hasil pengecekan jaringan di kawasan Karang Anyar rupanya juga ditemukan lima tiang lagi yang keropos di bagian bawah dan sembilan gawang yang perlu diperbaiki.
”Kita cek seluruh jaringan di kawasan itu, rupanya ada yang keropos. Langsung kita ganti sekalian agar tidak membahayakan masyarakat karena jaringan tersebut berada di pinggir jalan,” terangnya.
Terpisah, Kepala badan Meteorology Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorology Iskandar Pangkalan Bun Lukman Soleh mengatakan, potensi angin kencang akan terjadi selama musim hujan. Angin kencang bersumber dari awan cumulonimbus (CB). Awan jenis ini juga menghasilkan petir. Oleh karena itu sangat mengancam pohon tinggi ataupun bangunan tinggi lain seperti tiang listrik dan baliho.
”Angin kencang secara tiba-tiba biasanya dihasilkan oleh awan CB, besar kecilnya kecepatan angin tergantung dari pembentukan awan tersebut. Oleh karena itu masyarakat diimbau waspada jika secara tiba-tiba cuaca mendung gelap dan hembusan angin kencang tiba-tiba datang,” katanya.
Ia menjelaskan, bahwa keberadaan angin tersebut juga bisa mengganggu penerbangan. ”Pilot harus waspada ketika berada di bawah awan tersebut, sebab dalam posisi tersebut pesawat akan menerima angin kencang menuju ke bawah (downdraft),” katanya. (sla/yit)