PANGKALAN BUN –Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Arut Pangkalan Bun, terus melakukan pembenahan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Berbagai terobosan telah dilakukan perusahaan pelat merah ini, diantaranya pembersihan pipa-pipa induk, kemudian memperkecil tingkat kebocoran dan beberapa program lainnya untuk menuju ke arah yang lebih baik.
Dalam waktu dekat ini, pihak PDAM Tirta Arut juga akan belajar ke Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau, karena daerah tersebut memiliki pengelolaan air bersih terbaik di Indonesia, dan tanpa air baku dari sungai.
Direktur PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun, Sapriansyah menjelaskan, selama ini di PDAM Pangkalan Bun, air baku masih menggunakan sungai Arut. Maka itu dengan belajar ke Batam dirinya berharap bisa menyerap ilmu atau strategi apa yang dilakukan di sana, sehingga bisa menjadi yang terbaik.
”Hasilnya nanti kita akan sampaikan dan susun program selanjutnya, bagaimana nanti Pemkab Kobar menindaklanjutinya,”ujarnya.
Di bawah kepemimpinan Sapriansyah, sedikitnya sudah ada sekitar 5 ribu pelanggan baru PDAM Tirta Arut, dan dari semula 15 ribu kini pelanggannya sudah mencapai 20 ribu. Bahkan pihaknya menargetkan, di tahun 2022 PDAM Tirta Arut harus mencapai 25 ribu pelanggan.
Menurutnya, saat ini untuk pelayanan air bersih dari PDAM di wilayah kota Pangkalan Bun baru sekitar 60 persen, sedangkan wilayah pelayanan sekitar 52 persen. ”
Jika nanti sudah mencapai 80 persen, maka PDAM wajib memberikan keuntungan atau kontribusi bagi daerah,” terang Sapri, yang juga Ketua Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Kalteng ini.
Lebih lanjut dipaparkannya, beberapa program yang sudah dijalankan PDAM Tirta Arut meliputi antara lain, distribusi air yang dulu hanya pada jam-jam tertentu kini sudah 24 jam. Kemudian keluhan air tidak mengalir ketika listrik padam, juga sudah bisa ditekan karena kini sudah memiliki genset sendiri. Kemudian ada program sambungan murah atau untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), dan setiap tahun PDAM Tirta Arut juga terus mendapat kuota dari pemerintah pusat.
Namun demikian, Sapri mengaku semua yang dilakukan masih belum sempurna, tetapi ia merasa memiliki semangat untuk terus berbenah dan mempertahankan status perusahaan ini agartetap sehat. Ia juga mengungkapkan dalam menahkodai PDAM akan selalu siap dikritik, tetapi tentunya kritik yang memberikan solusi bukan semata-mata untuk merusak. (sam/gus)