SAMPIT- Abrasi tidak hanya menyapu beberapa rumah warga desa di pesisir Pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit. Bahkan, abrasi sudah mulai mengancam rumah betang. Sabuk pantai yang dibangun untuk antisipasi abrasi dianggap tidak berguna.
Pantauan Radar Sampit, abrasi kian parah menyapu pasir yang berada di bibir pantai hingga mendekati rumah betang. Jarak antara rumah betang dengan bibir pantai saat itu hanya sekitar 20 meter.
Bundaran kecil di dekat rumah betang yang fungsinya untuk memisahkan arus lalulintas juga telah dihantam ombak. Jalan beton juga terlihat berantakan.
Camat Teluk Sampit Samsurijal mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak terhadap abrasi. Pihaknya hanya sebatas melaporkan apabila ada kejadian di destinasi wisata Ujung Pandaran.
“Ranahnya adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dibudpar) Kabupaten Kotim. Kami tidak bisa berbuat banyak dan ini akan kami serahkan kepada dinas terkait,” ujarnya, Rabu (23/5).
Meskipun ada sabuk pantai sebagai pemecah ombak agar tidak langsung menghantam bibir pantai, akan tetapi hal tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik. Buktinya, abrasi sudah mencapai rumah betang serta beberapa fasilitas umum lain yang telah dibangun Disbudpar Kotim.
Fasilitas umum yang telah dibangun dengan menelan dana miliar yakni, aula, tempat parkir kendaraan, WC umum, rumah dinas pegawai Disbudpar Kotim, dan beberapa rumah mungil maupun bundaran kecil.
Kepala Desa Ujung Pandaran Aswin Nur menegaskan, tidak ada dana desa untuk perbaikan, karena Wisata Ujung Pandaran tanggungjawabnya Disbudpar Kotim.
“Kami berharap Disbudpar Kotim turun lapangan mengecek kejadianya sebenarnya. Abrasi sudah semakin parah dan sulit dikendalikan walaupun ada sabuk pantai sebagai pengaman. Tapi, sabuk pantai itu seperti kurang bermanfaat,” ujarnya. (fin/yit)