PANGKALAN BANTENG - Banjir yang melanda wilayah Karang Mulya dan juga perbatasan Sungai Pakit dan Amin Jaya menjadi banjir terparah sejak Karang Mulya menjadi Ibu Kota Kecamatan Pangkalan Banteng. Padahal, upaya normalisasi sungai sudah dilakukan Pemkab Kobar.
Berbagai pihak kini mulai menyuarakan agar perencanaan tata kota dan juga sistem drainase yang lebih baik harus segera dibangun agar tidak menjadi langganan banjir saat musim hujan.
"Akibat banjir tahun lalu memang sudah dilakukan normalisasi, namun ternyata hujan yang terjadi kemarin lebih besar dibandingkan dengan kejadian tahun lalu," ungkap Purwanto, tokoh masyarakat Desa Karang Mulya.
Menurutnya, banjir yang terjadi kemarin merupakan yang terparah sejak Karang Mulya menjadi ibu kota Kecamatan Pangkalan Banteng.
"Tahun lalu banjir hanya melanda wilayah pasar dan juga di lingkungan saya (perbatasan Karang Mulya dan Sungai Pakit) namun kemarin Puskesmas juga menjadi korban," terangnya.
Hal serupa juga diutarakan Sri Lestari, anggota DPRD Kobar asal Pangkalan Banteng. Perencanaan kota terutama sistem drainase yang baik saat ini sudah menjadi kebutuhan untuk Karang Mulya.
"Kalau tidak segera diantisipasi, dan Karang Mulya tidak segera berbenah, sepuluh tahun lagi wilayah itu bisa menjadi langganan banjir," ujarnya.
Semakin banyaknya bangunan yang berdiri tanpa mengindahkan garis sepadan sungai juga akan mempersulit pelaksanaan normalisai sungai yang merupakan bagian dari penanganan banjir.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kobar Erdy Setiawan mengungkapkan, pihaknya kaget saat mendapat kabar jika beberapa kawasan di Kecamatan Pangkalan Banteng kembali terendam banjir, terutama untuk wilayah yang sungainya sudah dilakukan normalisasi.
"Rencananya kita akan turun ke lapangan untuk melihat lokasi yang terendam banjir, terutama untuk wilayah yang telah kita lakukan normalisasi," ujarnya, Sabtu (2/1) siang.
Kejadian banjir yang kembali melanda kawasan yang telah dilakukan normalisasi (Karang Mulya dan Sungai Pakit) ini di luar prediksi. Sebab saat pelaksanaan normalisasi di awal tahun 2015 lalu semua dianggap sudah sesuai.
"Waktu normalisasi tahun 2015 lalu ya jelas sudah sesuai kebutuhan. Namun saat kejadian banjir kemarin, dilaporkan air lebih besar dari banjir di musim hujan tahun lalu," katanya.
Terpisah, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun Lukman Soleh mengatakan, Jumat ( 1/1) siang hingga petang, wilayah Pangkalan Banteng memang terpantau hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. "Terpantau hujan sedang hingga lebat," ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau agar kewaspadaan terjadinya hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir bisa kembali terjadi. Puncak musim hujan terjadi Maret sampai April 2016.
"Karena itu, kewaspadaan untuk wilayah yang biasa terkena banjir harus ditingkatkan," katanya.(sla/yit)