PANGKALAN BANTENG - Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Pangkalan Bun mengaku dirugikan dengan maraknya aksi penipuan yang dilakukan oleh petugas nakal yang menjual meteran listrik bodong. Oknum tak bertanggung jawab itu mengakali meteran listrik pintar (prabayar) maupun meteran biasa (pascabayar). Jika pada meteran biasa, pelanggan bisa tanpa bayar bulanan, maka pelanggan listrik pintar bisa bebas tanpa perlu beli token untuk isi ulang meterannya.
Kepala PLN Rayon Pangkalan Bun Purwanto mengatakan, PLN saat ini sedang melakukan bersih-bersih alias sweeping untuk memberantas meteran bodong yang merugikan PLN, dan pelanggan resmi.
”Modusnya, oknum meminta bayaran pasang baru (PB) kepada pelanggan nakal. Dan akhirnya mereka tidak perlu bayar tagihan atau beli token lebih dari enam bulan. Kalau ditanya jawabnya sudah ada yang bayarkan setiap bulannya,” ungkapnya, Minggu (17/1) siang.
Oknum petugas juga bermain dengan cara memasang meteran bekas yang direkondisi sehingga masih bisa digunakan lagi. Namun secara sistem, pelanggan tersebut tidak memiliki nomor kontrak atau nomor ID pelanggan.
”Cukup banyak di kawasan Sungai Rangit dan Pangkalan Banteng. Konsekuensinya, pelanggan nakal itu kita kenakan tagihan susulan PTPL (penertiban pemakaian tenaga listrik) sesuai dengan daya temuan,” katanya.
Untuk meteran manual akan sangat mudah diketahui, namun untuk meteran listrik, token bisa terlacak saat permintaan kode clear tamper (CT).
”Dengan kode itu bisa mengaktifkan kembali kWh meter yang dalam kondisi periksa. Kondisi itu akibat saklar pengunci kWh meter terbuka dan bisa juga kabel di dalam dilangsungkan sehingga meteran seolah-olah berfungsi, tapi ternyata tidak perlu lagi bayar ataupun beli token,” terang Purwanto.
Selain pelanggan yang dikenakan PTPL, sejumlah oknum petugas PLN saat ini juga sedang menunggu keputusan manajemen untuk ditindak. Pihaknya juga berharap agar masyarakat melapor jika ditawari oleh petugas PLN yang menawarkan pemasangan listrik abal-abal tersebut.
”Pelanggan listrik yang merasa tidak pernah bayar listrik atau beli token, sebaiknya juga melapor. Dengan adanya meteran bodong ini pasokan listrik yang seharusnya diberikan kepada pelanggan resmi, bisa dnikmati secara gratis oleh pelanggan nakal akibat ulah oknum tak bertanggung jawab,” terangnya. (sla/yit)