Durian tidak hanya dihasilkan oleh Kabupaten Kasongan, tapi juga Kabupaten Kotawaringin Timur. Salah satu lokasi penghasil durian adalah Kelurahan Tanah Mas, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Radar Sampit mencoba mendatangi para petani durian di Tanah Mas. Lokasi tepatnya di Tanah Runtuh. Untuk mencapai lokasi, bisa masuk lewat Jalan Tunas Rimba yang bermuara di Jalan Tjilik Riwut. Setelah sampai ujung Jalan Tunas Rimba, Radar Sampit harus berjalan kaki kurang lebih 1 kilometer dengan waktu perjalanan 30 menit.
Sesampai di lokasi, tampah buah durian bergelantungan di pohon-pohon yang menjulang tinggi. Pohon durian tersebut sudah ditanam lebih dari 20 tahun lalu. Buah bakal dipanen sekitar Januari nanti.
Delmi atau biasa dipanggil Odel menjadi salah satu petani merasakan manisnya hasil kebun durian. Dari dua hektare kebun durian, diperkirakan ada 200 pohon. Kira-kira ada 100 pohon yang produktif.
Jenisnya pun beragam. Para petani menamainya sesuai bentuk dan rasanya. Ada durian gundul karena durinya tumpul, ada durian jerapah karena tangkainya panjang, ada otak undang, samijan, hingga durian rasau.
”Semuanya varietas lokal,” ujar Odel saat ditemui Radar Sampit di kebun durian.
Odel menceritakan, kebun durian merupakan warisan dari orang tuanya. Meski tinggal mewarisi, ada tugas berat yang harus dilakukannya, yakni perawatan, pemupukan, dan pembersihan kebun.
Ketika masa panen tiba, Odel tidak memetik durian, tapi menunggu buah jatuh. Jumlahnya bisa menjual ratusan per hari. Uang yang didapatkan pun mencapai Rp 5 juta per hari saat memasuki puncak panen.
”Panen durian bisa sampai dua bulan. Kemungkinan Januari hingga Februari panen,” ujar warga Baamang ini.
Dirinya tidak pernah menjual ke pasar atau ke pengepul. Durian selalu habis di rumah. Banyak pelanggan datang ke rumah atau pesan secara online.
”Anak saya jual secara online. Selalu habis, bahkan kurang,” kata Odel.
Odel tidak sendiri. Ada 30 petani yang juga punya lahan durian di Tanah Mas. Luasannya bervariasi. Ada yang punya 1 haktare, ada pula yang lebih dari 2 hektare.
Untuk mewadahi aspirasi petani durian, mereka berhimpun dalam Kelompok Tani Durian Runtuh yang diketuai oleh Odel. Sedangkan penasehatnya adalah Dadang H Syamsu, anggota DPRD Kotim yang juga petani durian di Tanah Mas. Dinamai Kelompok Tani Durian Runtuh karena lokasinya berada di Tanah Runtuh. (yit)