PALANGKA RAYA – Dugaan adanya perusahaan yang sengaja membakar lahan tengah diusut Polda Kalteng. Aparat merespons laporan Badan Intelijen Negara di daerah (Binda) Kalteng yang menyebut ada 133 titik kebakaran lahan di areal perusahaan. Kotim dinilai daerah yang paling banyak titik api, yang diduga sebagian berasal dari areal perusahaan.
”Untuk paling banyak titik api yakni di Kotim dan masih melakukan penyelidikan terkait adanya keterlibatan perusahaan,” kata Kapolda Kalteng Brigjend Pol Fakhrizal.
Fakhrizal mengatakan, akan bertindak tegas apabila ada indikasi keterlibatan perusahaan terkait kebakaran lahan dan hutan. Pembakar lahan akan dijerat dengan Peraturan Gubernur; KUHP Pasal 187 dan 188 KUHP; dan Undang-Undang Lingkungan Hidup. ”Bila unsur terpenuhi, akan diterapkan pasal itu,” katanya.
Sementara itu, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Kalteng saat ini masih menyelidiki dugaan keterlibataan lima perusahaan yang disinyalir sengaja membakar lahan. Polisi telah menurunkan tim untuk mencari data terkait kebenaran informasi tersebut.
Dirkrimsus Polda Kalteng Kombes Pol Anton Sasono mengungkapkan, perusahaan itu berada di daerah Kotim, Kapuas, Pulang Pisau, dan Katingan. Meski demikian, dia enggan menyebut nama perusahaan itu.
Menurut Anton, tindakan hukum itu berpedoman pada titik panas yang muncul hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalteng. Sebagian titik itu berada di areal perusahaan perkebunan. ”Hal itu sedang kita dalami. Dari data-data itulah kita turun ke lokasi,” jelasnya.
Anton menuturkan, untuk sementara tidak ada kendala berarti dalam penanganan pelaku pembakar lahan. Pihaknya tinggal menunggu penyidik mendapatkan fakta dan alat bukti di lokasi dan kawasan yang dimaksud.
Salat Istisqa
Upaya untuk mengakhiri kabut asap di Kalteng juga dilakukan melalui cara spiritual. Polda Kalteng menggelar salat Istisqa di halaman Mapolda Kalteng, Kamis (10/9) pagi. Hal itu untuk meminta agar hujan lebat turun dan memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang terus meluas. Kegiatan itu dihadir sekitar 700 anggota Polri dan masyarakat. Bagi yang beragama Nasrani, menggelar kebaktian di aula Bhayangkari.
Kapolda Kalteng Fakhrizal mengatakan, salat Istisqa dilaksanakan karena segala upaya telah dilakukan untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan di Kalteng, tetapi belum berhasil. ”Jadi, kita minta kepada Tuhan, memohon supaya daerah ini diturunkan hujan yang banyak dan lebat. Sebab, hanya itu yang bisa mengatasi kabut asap saat ini,” katanya. (daq/ign)