PANGKALAN BUN –Desa Tanjung Terantang, Kecamatan Arut Selatan (Arsel), kini mengalami kekosongan kepemimpinan. Itu terjadi setelah BS (kades definitif) mengundurkan diri setelah menyeruaknya kabar dugaan perselingkuhannya.
Camat Arsel Syahrudin mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu petunjuk dari Bupati Kobar terkait langkah selanjutnya untuk menangani kekosongan kepemimpinan di desa itu.
”Kita masih menunggu petunjuk dari Pemkab Kobar, karena surat pengunduran diri kades itu ditujukan ke Bupati. Apa yang akan dilaksanakan nantinya setelah kepala desa ini mundur, semua harus berdasarkan rekomendasi beliau (bupati),” katanya, Kamis (17/1).
Syahrudin juga membenarkan bahwa kasus dugaan perselingkuhan itu sudah lama tercium masyarakat, namun ia mengimbau agar semua tetap menjaga keamanan dan ketenteraman desanya mengingat masalah tersebut telah difasilitasi.
Terpisah HY (suami selingkuhan kades BS) mengatakan bahwa setelah kejadian itu dirinya sudah melapor ke dewan adat untuk mengajukan sidang adat.
”Sudah saya sampaikan ke dewan adat, bahkan syarat-syarat yang diminta sudah saya penuhi, untuk kapan pelaksanaannya saya belum tahu,” jelasnya.
Setelah masalah ini rampung, ia berharap tidak ada lagi kejadian serupa di desanya. Karena selain dilarang oleh agama juga melanggar norma dan adat istiadat kehidupan masyarakat.
HY juga meluruskan kabar sebelumnya bahwa sebenarnya perintah lembur yang sering diminta BS kepada istrinya tidak hanya berdua tetapi ada staf desa lainnya.
”Memang saya mengatakan sering lembur sampai larut malam, tetapi disana bukan hanya berdua,” terangnya, seraya berharap tidak menimbulkan masalah baru dalam persoalan ini.
Kepada media ini ia berharap peristiwa tersebut bisa dijadikan pelajaran bagi semua masyarakat khususnya di Desa Tanjung Terantang. Apalagi perselingkuhan itu dilakukan oleh orang yang sama-sama memiliki keluarga. Tidak hanya itu yang melakukan adalah justru kepala desa.
Sebagai seorang suami ia mengaku merasa terpukul atas kejadian ini, apalagi selama ini HY dianggap sebagai tokoh agama dan juga Ketua Karang Taruna Desa Tanjung Terantang.
“Saya pasrah dan tawakal saja karena semua sudah terjadi. Sekarang yang justru tertekan adalah istri saya. Kondisi psikisnya tertekan, semoga tidak terjadi apa-apa,” pungkasnya. (sam/sla)