SAMPIT- Mengantisipasi penumpukan penumpang mendekati Lebaran, calon penumpang diimbau dapat memesan tiket mudik dan berangkat lebih awal. Operator pelayaran telah berupaya menghindari membeludaknya pemudik menjelang Lebaran dengan mengeluarkan jadwal keberangkatan kapal sejak jauh-jauh hari.
”Kami imbau calon penumpang yang berencana mudik agar lebih awal karena itu lebih bagus. Kami sudah berusaha menginformasikan kepada masyarakat (calon penumpang) supaya tidak sampai terjadi penumpukan penumpang pada hari tertentu,” kata Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Dharma Lautan Utama (DLU) Surabaya Mochamad Wahyudin saat berkunjung ke PT DLU Cabang Sampit, (13/5).
Wahyudin menuturkan, pihaknya menerapkan tarif progresif. Terhitung mulai H-30 sampai H-15 menggunakan tarif normal, yakni sebesar Rp 225 ribu Surabaya dan Semarang. Dari H-14 sampai H-10 ada kenaikan menjadi Rp 300 ribu dan terakhir dari H-9 sampai H- terakhir ada kenaikan menjadi Rp 325 ribu.
”Jadi, semakin mendekati hari H, tarif akan kami naikkan sedikit lebih mahal. Itulah strategi untuk mengantisipasi agar tidak terjadi penumpukan pada hari mendekati puncak mudik Lebaran. Untuk lebih hemat, agar lebih baik menyusun jadwal kepulangannya agar tidak adanya penumpukan,” katanya.
Pihaknya telah mempersiapkan penyambutan arus mudik dengan matang. ”Insya Allah secara keseluruhan untuk kesiapan arus mudik sudah siap. Terutama terkait kapalnya. Uji kelaikan kapal sudah dilakukan di Surabaya,” ujar Wahyudin.
Wahyudin menuturkan, pengujian kapal layak atau tidak dapat dilihat melalui proses Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yang menerbitkan surat bahwa kapal tersebut laik atau tidak. Kemudian, dilakukan proses dari Marine Inspektor yang dikeluarkan KSOP yang juga melakukan pengecekan uji kelaikan.
”Selama sertifikat laik laut itu dikeluarkan KSOP, maka secara otomatis kondisi kapal dapat dinyatakan aman untuk berlayar,” katanya.
Dia menuturkan, terhitung sejak H-15 arus mudik Lebaran, PT DLU Cabang Sampit akan melayani rute Sampit- Surabaya dan Sampit- Semarang dengan total 7 call.
”Mulai hari ini sampai mendekati Lebaran, Sampit- Semarang ada 4 call menggunakan KM Kirana I dan Sampit- Surabaya ada 3 call. Jadi, totalnya ada 7 call terhitung mulai dari H-15,” ujarnya.
Wahyudin mengatakan, setiap armada kapal memiliki kapasitas penumpang berbeda-beda. KM Kirana I maksimal jumlah penumpang sebanyak 600 orang, sedangkan KM Kirana III maksimal jumlah penumpang sebanyak 650 orang.
”Kami upayakan agar masing-masing kapal bisa terpenuhi semua sesuai kapasitas maksimalnya,” ujarnya.
Sementara itu, berkaitan dengan penambahan dispensasi penumpang, pihaknya masih mengajukan permohonan ke KSOP untuk dilakukan dispensasi penambahan penumpang.
”Kami masih menunggu proses persetujuan dari KSOP. Mengacu tahun lalu, kami mendapat dispensasi sebesar 150 penumpang, dengan catatan alat keselamatan harus lengkap dan jumlahnya harus 115 persen dari kapasitas yang ditentukan. Mudah-mudahan bisa keluar dispensasinya, minimal bisa sama seperti tahun lalu,” kata Wahyudin.
Lebih lanjut dia mengatakan, pola mudik masyarakat saat ini lebih cermat dalam mengatur rencana keberangkatan. ”Mulai dari mengatur pekerjaannya, pulangnya tidak harus bersama rombongan. Bisa jadi istrinya dulu yang pulang, kemudian suaminya menyusul,” ujarnya.
Namun, dia menyadari banyaknya pemudik yang pulang kampung dari Sampit umumnya berasal pekerja di perkebunan kelapa sawit yang rata-rata baru mendapatkan libur dan menerima tunjangan hari raya (THR) pada H-7 Lebaran.
”Masalah terbesar kami ya itu. Mudah-mudahan dengan adanya penambahan dispensasi dapat membantu penumpang dapat terangkut semua tanpa khawatir ada yang tertinggal,” katanya.
Menurutnya, sebagian perusahaan besar di Indonesia sudah ada yang menerapkan pencairan uang THR sebelum H-7. Dia berharap hal itu juga terjadi di perusahaan di Kotim.
”Memang pemerintah itu rata-rata memberikan THR pada H-7, cuma ada beberapa perusahaan besar yang THR-nya dimajukan agar dapat segera mengatur kepulangannya. Semoga banyak perusahaan di Kotim menerapkan demikian. Hal itu agar tidak terjadi penumpukan penumpang,” tandasnya. (hgn/ign)