SAMPIT – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus meluas tak terkendali. Bahkan, api mengancam permukiman penduduk. Warga bahu-membahu menyelamatkan tempatnya bernaung dari lahapan si jago merah.
Hingga kemarin (12/9), kebakaran lahan masih meneror permukiman warga di Jalan Jenderal Sudirman Km 2, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit. ”Dari pagi hingga sore kami masih melakukan pemadaman. Sebab, api sudah hampir mengenai rumah kami,” kata warga setempat.
”Di sini (Jalan Jenderal Sudirman, Red) hanya satu unit pemadam kebakaran yang dikerahkan, sementara lahan yang terbakar cukup luas,” tambahnya.
Menurut warga yang tak bersedia menyebutkan namanya ini, karhutla hampir mengancam tempat pengisian bahan bakar minyak. Kebakaran yang sudah terjadi dalam sepekan belakangan ini, belum teratasi. Warga berupaya ikut melakukan pemadaman dengan menggunakan alat seadanya.
”Rabu lalu, SPBU hampir saja ikut terbakar, karena petugas cepat bertindak, SPBU bisa diselamatkan. Selain itu, di lokasi kejadian api sudah membakar sejumlah kebun milik warga,” ujarnya.
Kebakaran juga masih terjadi di daerah selatan, yakni di Desa Bagendang, Kecamatan Mentaya Hilir Utara dan sekitarnya. Petugas gabungan dari TNI dan Polri, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim dikerahkan berjibaku memadamkan api.
Kepala BPBD Kotim Muhammad Yusuf mengatakan, kemarau panjang membuat sumber air mengering. Akibatnya, tim satuan petugas (satgas) gabungan kesulitan memperoleh air untuk melakukan memadamkan api di lokasi kebakaran.
”Sumber air saat ini sangat kering, karena sudah dua minggu lebih Kotim tidak diguyur hujan, sehingga membuat petugas kesulitan mencari sumber air di dekat lokasi karhutla,” kata Yusuf.
Satu-satunya cara untuk memadamkan titik api, lanjutnya, dengan mengandalkan armada water tank (tangki air). Namun, proses pemadaman tentunya memerlukan selang yang banyak.
”Semua armada water tank kami kerahkan. Kalau sumber air cukup jauh, mau tidak mau armada disediakan lebih dari satu dan kami sangat memerlukan selang yang banyak agar pemadaman bisa dilakukan sampai ke titik apinya,” ujarnya.
Lebih lanjut Yusuf mengatakan, dirinya juga telah berkomunikasi dengan pengusaha perkebunan kelapa sawit untuk turut membantu operasional. ”Kami sudah komunikasikan dengan beberapa pengusaha untuk membantu water tank dan selang. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah kami terima dan bisa di gunakan untuk melancarkan proses pemadaman,” katanya.
Di samping itu, Yusuf juga telah mengusulkan kepada pihak Provinsi Kalteng, untuk bantuan selang sebanyak 100 roll. Masing-masing roll memiliki panjang 20 meter
”Selang yang ada ini sebenarnya untuk satu lokasi cukup, tetapi kalau melihat kondisi kita sekarang ini, karhutla semakin tidak terkendali. Tidak hanya di satu lokasi, bahkan sudah menyebar di berbagai lokasi. Dalam sehari proses pemadaman bisa dilakukan di 5-15 lokasi yang berbeda. Sedangkan satu regu hanya mendapatkan 10-15 selang dengan total tujuh regu. Tentu kami sangat kekurangan,” ujarnya.
Lebih lanjut Yusuf mengatakan, dalam dua hari terakhir, satgas gabungan pemadam kebakaran terus siaga dan waspada. Pihaknya mengerahkan hampir semua armada tangki air dan satu unit helikopter untuk menangani kebakaran yang terjadi dekat dengan kawasan landasan pacu Bandara Haji Asan Sampit.
”Selama dua hari ini helikopter (bom air) kami prioritaskan menangani pemadaman di lokasi kawasan bandara. Malam tadi (kemarin, Red) api sempat kembali berkobar dan segera ditangani. Rencananya besok ada dua helikopter lagi yang membantu menangani proses pemadaman,” kata Yusuf.
Tadi malam, karhutla juga terjadi di Jalan Jenderal Sudirman Km 7, sekitar pukul 19.00 WIB, Kamis (12/9). Api segera dipadamkan tim satgas pemadam kebakaran kurang dari satu jam.
Kepala BPBD Kotim Rihel yang ikut memadamkan di lokasi kejadian menuturkan, api yang di lokasi itu cukup besar dan langsung ditangani petugas dengan mengerahkan dua unit armada tangki air dari BPBD Kotim.
”Setelah magrib dapat info ada kebakaran, kami langsung turun memadamkan api yang cukup besar,” kata Rihel.
Rihel mengatakan, luas lahan yang terbakar diperkirakan 50 meter x 20 meter. Api cepat dipadamkan kurang dari satu jam. ”Dua unit langsung diturunkan karena melihat api semakin membesar. Karena lahannya berpasir, kurang dari satu jam api cepat padam,” tandasnya. (sir/hgn/ign)