PANGKALAN BUN - Selama musim kemarau, PLN Rayon Pangkalan Bun kalang kabut menangani kabel putus hingga tiang roboh akibat kebakaran lahan. Kerugian yang diderita perusahaan setrum ini mencapai ratusan juta rupiah.
Supervisor Teknik PLN Rayon Pangkalan Bun Suprapto mengatakan, banyak aduan masyarakat selama musim kemarau, terutama akibat kebakaran lahan dan hutan. Kobaran api sering mengakibatkan terganggunya aliran listrik kepada pelanggan, bahkan sampai melakukan pemadaman hingga belasan jam.
”Selama musim kemarau ini kita juga siaga. Pasalnya, kebakaran lahan ini selalu mengancam dan bisa jadi kabel jaringan putus atau sebagainya,” kata Suprapto kemarin (14/9).
Kebakaran lahan dan hutan juga sering membuat tiang PLN roboh, khususnya tiang yang ada di tanah gambut. Kasus tiang roboh ini terjadi di Jalur Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama.
”Akibat robohnya tiang hingga belasan jam aliran listrik padam. Kami harus bekerja dengan cepat agar listrik segera tersambung. Ini sudah menjadi risiko kami,” ujarnya.
Selain itu, kabel putus akibat kebakaran lahan juga terjadi di Desa Aminjaya dan Sungai Banipah. Di Komplek AURI, kabel lepas akibat kobaran api yang melalap lahan di bawahnya. Tiang di Jalan Padat Karya II juga miring setelah tanahnya terbakar.
”Upaya kita untuk mencegah supaya tidak roboh biasanya kita pasang penyangga. Namun untuk mencegah supaya tidak terbakar ini yang masih belum bisa kami lakukan. Karena kabel kita jauh dan sulit diprediksi. Tapi kalau ada kejadian, kita langsung cepat ditangani,” bebernya.
Kebakaran ini mengakibatkan PLN Rayon Pangkalan Bun rugi besar. Selain upaya perbaikan, PLN juga harus mengganti peralatan listrik yang rusak.
”Kalau dihutung-hitung banyak kerugian yang kami alami. Perbaikan ketika ada kabel putus itu mending ganti yang baru. Hingga kerugian selama ini angkanya sampai ratusan juta,” sebut Suprapto. (rin/yit)