PALANGKA RAYA- Keberadaan sampah, terutama sampah rumah tangga masih banyak didapati di pinggiran Sungai Kahayan. Hal ini menandakan masih banyak masyarakat Kota Palangka Raya dan sekitarnya yang memiliki kesadaran rendah, akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Menyikapi situasi tersebut, berbagai elemen menggelar bersih-bersih pinggir sungai, yang tergabung dalam program gerakan Earth Hour Palangka Raya (EHP) 2020. Kegiatan ini didukung Pemkot Palangka Raya, Ditpolairut, TNI, pemerintah kecamatan, RT-RW, SLRT dan sejumlah komunitas, seperti Clean the City, PkyCleanaction, Duta Bahasa Kalteng, Adwindo Palangka Raya, IMM, Siput, Lensa Sosial, Gerakan Literasi Kalteng, Payung literasi Palangka Raya (PLP).
Koordinator Earth Hour Palangka Raya 2020 Moh Tio Firdaus mengatakan, langkah ini diamabil karena, masih banyak tindakan masyarakat mengakibatkan tindakan yang tidak bijak dalam memperlakukan sampah.
Dicontohkannya seperti membuang sampah dengan sembarangan ke tempat-tempat umum, ke sungai, selokan, parit, ke bawah atau samping rumah dan pinggir jalan.
”Padahal kita tahu sampah yang tidak dikelola dan berada di tempat yang salah bisa menimbulkan masalah baru. Makanya ini dilakukan bersih-bersih pinggiran sungai,” ujarnya, kemarin.
Firdaus melanjutkan, permasalahan sampah bisa menimbulkan berupa penyakit, yang bisa jadi sarang nyamuk, tikus dan hewan lainnya. Dan lebih mengerikan berdampak pada kesehatan tanah, air dan lingkungan yang tanpa disadari menggerogoti kesehatan warga dan masyarakat secara luas.
”Ini untuk kita semuanya, maka itu semoga melalui kegiatan ini merupakan upaya mengkampanyekan pentingnya kebersihan lingkungan dan bagaimana bahaya sampah,serta sikap bijak memperlakukan sampah, baik sampah organik maupun sampah plastik,” jelasnya.
Firdaus menambahkan, melalui kegiatan ini pihaknya ingin agar masyarakat berperan aktif dalam upaya penghematan energi. Menjadikan budaya gaya hidup hijau sebagai cara alternatif untuk menyampaikan isu-isu lingkungan melalui perubahan perilaku, hingga ujungnya mampu menjadi penyelamatan lingkungan hidup di Kalimantan Tengah.
”EHP ingin mengurangi laju pemanasan global dan dampak perubahan iklim melalui penghematan energi. Termasuk ikut mendorong potensi-potensi energi listrik dari sumber terbarukan. Jadi jagalah lingkungan dan jangan sepelekan tentang hal tersebut.” pungkasnya. (daq/gus)