SAMPIT- Perusahaan perkebunan kelapa sawit meminta karyawannya untuk tidak mudik saat Lebaran tahun ini. Imbauan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Corona Virus Disease-19 yang saat ini sudah menjangkiti berbagai daerah.
Humas Musirawas Group Anwaryono mengatakan, banyak pekerja perkebunan kelapa sawit yang berasal dari Jawa. Sementara saat ini beberapa daerah di Jawa sudah ditetapkan sebagai zona merah penyebaran Covid-19.
Anwaryono mengatakan, perusahaan perkebunan khawatir jika karyawan tetap mudik. Potensi penularan tidak hanya terjadi saat di kampung halaman, tapi juga saat di perjalanan.
”Karyawan yang cuti lalu pulang ke Jawa, sekembalinya di sini mereka harus karantina secara mandiri selama dua minggu. Prosedur ini dilaksanakan dengan ketat sebagai antisipasi,” ujarnya.
Saran dari perusahaan sawit ini juga sejalan dengan imbauan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo. Keduanya meminta warga Jawa Tengah dan Jawa Timur yang kini tengah berada di perantauan untuk menunda mudik Lebaran di tengah pandemi korona. Penundaan itu dimaksudkan untuk menghentikan laju penularan korona yang terus bertambah.
Selain itu, pemerintah pusat juga telah menetapkan darurat wabah Covid-19 hingga 29 Mei atau 5 hari pasca-Idul Fitri. Keputusan pemerintah ini perlu didukung untuk mencegah meluasnya persebaran virus.
Anwaryono mengatakan, virus korona memiliki kecepatan persebarannya dan gejala yang bisa tidak terdeteksi oleh orang yang terinfeksi. Selain itu, ketidaktahuan orang yang terinfeksi membuat mereka menjadi carrier (pembawa) dan tanpa sadar menyebarkan virus ke tempat dan orang lain.
Dalam kondisi saat ini, penetapan masa darurat pasti berdasar pertimbangan dan perhitungan yang matang. Karena itu, semua pihak harus bersama-sama mendisiplinkan diri dan memutus mata rantai persebaran Covid-19.
Anwaryono mengatakan, silaturahmi saat Lebaran tetap bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi seperti video call. Sikap disiplin untuk menjaga jarak fisik dalam situasi saat ini sangat membantu penanggulangan persebaran Covid-19. Sebaliknya, memaksakan diri mudik justru bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain, termasuk keluarga.
”Kita tidak pernah tahu di tengah perjalanan menuju kampung halaman bisa saja tanpa sadar terjadi kontak fisik dengan orang yang terpapar Covid-19,” tegas Anwar.
Anwaryono menuturkan, menyelamatkan kehidupan jauh lebih penting daripada melaksanakan tradisi yang mengandung risiko keselamatan. Karena itu, jika tidak benar-benar mendesak, sebaiknya masyarakat tidak mudik pada Lebaran tahun ini. (yit)