PANGKALAN BANTENG – Kemarau panjang tidak hanya memicu kekeringan dan kebakaran lahan, tapi juga membuat peternak kelimpungan. Rumput untuk pakan kambing dan sapi sulit dicari di sejumlah desa di Kecamatan Pangkalan Banteng.
Bahkan, di Desa Amin Jaya, satu-satunya lokasi perkebunan kelapa sawit yang biasa menjadi gantungan stok rumput warga kini sudah tidak bisa lagi diambil. Perusahaan pemilik lahan telah memasang tanda larangan mencari rumput di areal perkebunan itu.
”Susah sekarang. Air bersih sulit, ngarit (mencari rumput) pun juga kelimpungan. Rumput di kebun perusahaan juga tidak boleh diambil, bahkan sekarang malah disemprot agar mati,” ungkap Imron, peternak sapi, Selasa (15/9) siang.
Sejak awal musim kemarau lalu, sejumlah pencari rumput harus keliling terlebih dahulu untuk mencari lahan yang masih ditumbuhi rumput. ”Sekarang kalau tidak keluar desa juga sulit dapat rumput. Kalaupun ada, hanya di kawasan rawa. Itupun sangat jarang, dan kadang sampai berebut untuk dapat rumput segar,” katanya.
Hal serupa juga diungkapkan Jayus, kekeringan tahun ini dirasa sangat memberatkan. Saat ternak mereka butuh pakan untuk penggemukan menjelang dijual saat hari raya Idul Adha, rumput malah makin sulit didapat.
”Ya seadanya saja, kalau rumputnya sedikit kadang kita beri daun pisang atau pohon pisang yang baru ditebang,” terangnya.
Terkait hal tersebut, Plt Bupati Kobar Bambang Purwanto mengatakan, masyarakat Amin Jaya kini harus mulai memikirkan alternatif pakan ternak.
”Pakan utama bisa tetap menggunakan rumput, tapi untuk musim kemarau ini harus ada langkah untuk pakan alternatif sehingga tidak terlalu memberatkan saat musim kemarau seperti ini,” ujarnya.
Selain rumput sebagai pakan utama, harus dilakukan penambahan makanan lain berupa bungkil sawit ataupun pelepah sawit yang telah dicacah. Itu sesuai dengan program integrasi sawit sapi yang kini mulai digalakkan oleh pemerintah.
”Bisa saja masyarakat ini membentuk kelompok dan mengajukan proposal untuk dapat bantuan peralatan pencacah pelepah sawit. Dan selanjutnya pemkab surati perusahaan di sekitar Amin Jaya ini agar bersedia memasok bahan kebutuhan lain untuk pakan alternatif tersebut,” terangnya. (sla/yit)
PANGKALAN BANTENG – Kemarau panjang tidak hanya memicu kekeringan dan kebakaran lahan, tapi juga membuat peternak kelimpungan. Rumput untuk pakan kambing dan sapi sulit dicari di sejumlah desa di Kecamatan Pangkalan Banteng.
Bahkan, di Desa Amin Jaya, satu-satunya lokasi perkebunan kelapa sawit yang biasa menjadi gantungan stok rumput warga kini sudah tidak bisa lagi diambil. Perusahaan pemilik lahan telah memasang tanda larangan mencari rumput di areal perkebunan itu.
”Susah sekarang. Air bersih sulit, ngarit (mencari rumput) pun juga kelimpungan. Rumput di kebun perusahaan juga tidak boleh diambil, bahkan sekarang malah disemprot agar mati,” ungkap Imron, peternak sapi, Selasa (15/9) siang.
Sejak awal musim kemarau lalu, sejumlah pencari rumput harus keliling terlebih dahulu untuk mencari lahan yang masih ditumbuhi rumput. ”Sekarang kalau tidak keluar desa juga sulit dapat rumput. Kalaupun ada, hanya di kawasan rawa. Itupun sangat jarang, dan kadang sampai berebut untuk dapat rumput segar,” katanya.
Hal serupa juga diungkapkan Jayus, kekeringan tahun ini dirasa sangat memberatkan. Saat ternak mereka butuh pakan untuk penggemukan menjelang dijual saat hari raya Idul Adha, rumput malah makin sulit didapat.
”Ya seadanya saja, kalau rumputnya sedikit kadang kita beri daun pisang atau pohon pisang yang baru ditebang,” terangnya.
Terkait hal tersebut, Plt Bupati Kobar Bambang Purwanto mengatakan, masyarakat Amin Jaya kini harus mulai memikirkan alternatif pakan ternak.
”Pakan utama bisa tetap menggunakan rumput, tapi untuk musim kemarau ini harus ada langkah untuk pakan alternatif sehingga tidak terlalu memberatkan saat musim kemarau seperti ini,” ujarnya.
Selain rumput sebagai pakan utama, harus dilakukan penambahan makanan lain berupa bungkil sawit ataupun pelepah sawit yang telah dicacah. Itu sesuai dengan program integrasi sawit sapi yang kini mulai digalakkan oleh pemerintah.
”Bisa saja masyarakat ini membentuk kelompok dan mengajukan proposal untuk dapat bantuan peralatan pencacah pelepah sawit. Dan selanjutnya pemkab surati perusahaan di sekitar Amin Jaya ini agar bersedia memasok bahan kebutuhan lain untuk pakan alternatif tersebut,” terangnya. (sla/yit)