KOTAWARINGIN LAMA - Memasuki bulan Rabiul Awal tahun Hijriyah atau bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW tahun 1442 H, pengurus Surau Hidayatul Mu'allimin Kelurahan Kotawaringin Hulu (Kohul) Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mengelar acara Badikir atau pembacaan Kitab Syaraful Anam.
Pembacaan kitab yang berisi sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW, sejak lahir hingga wafatnya ini memiliki irama syair-syair yang tidak semua orang bisa melakukannya.
Ketua Pengurus Surau Hidayatul Mu'allimin, Masyakin mengatakan bahwa pelaksanaan acara Badikir tersebut diharapkan dapat membawa suasana lain dan mengharap ridho Allah dan Safaat Rasulullah di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
"Peringatan Maulid sudah menjadi agenda rutin dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, namun di tahun ini ada harapan lain dengan peringatan ini menjadi asbab reda atau hilang wabah Korona," ucapnya di sela acara tersebut, Minggu (18/10) di Surau Hidayatul Mu'allimin.
Selain sebagai sarana untuk memuliakan nabi akhir zaman, peringatan Maulid juga jadi wahana silaturahim bagi warga dan juga untuk syiar Islam. Dijelaskannya peringatan kali ini agak sedikit terbatas selain tidak mengundang banyak jamaah juga harus menerapkan protokol kesehatan.
"Lancar dan suksesnya acara ini berkat kerjasama pengurus dan seluruh warga, untuk itu diucapkan terima kasih dan semoga menjadi amal ibadah," imbuh Masyakin.
Meski di tengah pandemi Covid-19, peringatan Maulid dapat berjalan khidmat dan dukungan masyarakat di sekitar surau yang beralamat di Jalan Ratu Radiyah RT 06 Kohul tersebut."Alhamdulillah meski di saat serba terbatas saat ini, respon warga untuk bersedekah cukup tinggi terbukti jamuan dan wadai melimpah," tutur Amrani salah seorang pendikir (sebutan untuk orang yang bisa badikir atau pembaca kitab Syaraful Anam).
Sementara itu dengan momentum Maulid ini diharapkan agar ada perhatian pemerintah untuk melestarikan tradisi badikir peringatan Maulid, karena saat ini orang yang bisa bedikir setiap tahun terus berkurang sementara generasi penerusnya tidak banyak yang berminat.
Acara Badikir dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, jadi pilih di saat pandemi Covid-19 daripada mengelar acara tausyiah atau ceramah yang menghadirkan banyak jamaah."Badikir di tengah pandemi Covid-19 ini sangat tepat di banding bentuk acara lain, di samping sudah tradisi turun temurun , acara ini juga bisa meminimalisir jumlah jamaah," tandas H. Napis salah seorang pengiat pelestarian tradisi Badikir. (gst/soc/sla)