PANGKALAN BUN – Aktivitas pendidikan di sekolah juga terkena imbas kabut asap. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kobar meliburkan aktivitas belajar mengajar hingga Sabtu (19/9) dan akan kembali masuk Senin (21/9) pekan depan.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Dikpora Kobar Ibramsyah mengatakan, penghentian aktivitas belajar mengajar di sekolah terpaksa dilakukan untuk kedua kalinya akibat kabut asap yang makin pekat sejak Selasa (15/9) dan semakin parah pada Kamis (17/9) pagi.
”Kita tidak ingin ambil risiko tentang ancaman kesehatan siswa, sebab kabut asap sudah makin membahayakan,” ujarnya.
Kabut asap yang tak kunjung berkurang di siang hari dan makin meningkat menjelang sore hari. Keputusan tersebut juga berdasarkan laporan dari seluruh cabang dinas yang ada di enam kecamatan.
”Jika sebelumnya masih ada yang bisa tetap masuk, namun sejak pagi tadi laporan dari masing-masing cabang dinas di kecamatan menunjukkan kabut asap makin meningkat dan berpotensi menganggu kesehatan,” tambahnya.
Pihaknya akan terus memantau asap sehingga tidak menutup kemungkinan libur bisa diperpanjang. ”Senin baru masuk. Jika makin parah, maka kita akan menunggu instruksi selanjutnya dari kepala dinas,” terangnya.
Secara terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Dikpora Kobar Ibramsyah mengatakan, sebelumnya hanya jenjang PAUD, TK dan SD yang diliburkan, tetapi kini pelajar di semua jenjang pendidikan dirumahkan.
Tidak adanya kepastian masuk sekolah membuat para pengelola kantin merugi. Ketika mereka sudah menyiapkan dagangan, ternyata siswa dipulangkan. ”Kita tidak mempersoalkan liburnya tetapi maunya pihak sekolah jangan langsung memulangkan murid. Jualan kami tidak ada yang laku. Sebelumnya tidak ada pemberitahuan bahwa hari ini libur,” keluh pengelola kantin di saah satu SD.
Mara, Kepala SDN 1 Kotawaringin Hulu, mengatakan, informasi diliburkannya murid baru didapat dari Kepala Cabang Disdikpora Kolam pada malam hari sehingga tidak sempat memberitahu semua pihak, termasuk pengelola kantin.
Pantauan koran ini, kabut asap pekat meluas sejak awal pekan lalu. Jika sebelumnya hanya wilayah Arut Selatan, Kumai, dan Kotawaringin Lama, kini asap juga mengepung Pangkalan Lada, Arut Utara, hingga Pangkalan Banteng.
Biasanya kabut asap hanya turun saat pagi dan sore, namun sejak dua hari belakangan, asap bertahan sepanjang hari. Puncaknya, Kamis (17/9), jarak pandang hanya sekitar 10 meter. Bahkan kejadian kali ini dianggap paling parah dalam 10 tahun terakhir.
Camat Pangkalan Banteng Aliransyah mengungkapkan, kabut asap kali ini terasa semakin parah saat sore hari. Tidak adanya hembusan angin membuat asap betah di permukiman warga.
”Pagi ini makin parah, padahal kemarin (rabu,16/9) sudah cukup berkurang. Tapi pagi tadi bahkan sampai siang ini malah makin pekat,” ujarnya.
Kondisi serupa juga diutarakan Camat Aruta Marwoto. Wilayahnya kini terkena imbas dari kebakaran lahan. ”Sebelumnya, Aruta masih relatif tidak mengkhawatirkan. Namun semua berubah sejak Senin pagi. Kabut asap mulai pekat dan sore hari terasa sekali sesak di dada,” katanya. (gst/sla/yit)