Putat dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dikenal dengan nama Planchonia Valida dan termasuk dalam suku Lecythidaceae. Sebelum gugur di musim kering, warna daun Putat akan berubah menjadi merah dan bunganya berwarna merah jambu. Di Kotawaringin Barat tanaman ini masih banyak ditemui di Danau Gatal, Kecamatan Kotawaringin Lama dan di Danau Desa Sulung.
KOKO SULISTYO, Pangkalan Bun
Pohon Putat, dikenal oleh masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sebagai tanaman yang tumbuh di danau. Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa di balik tanaman liar yang rata-rata berusia ratusan tahun itu, daun dan bunga Putat dapat memberikan keindahan ketika memasuki masa gugurnya.
Daun dan bunga Putat yang jatuh juga mengubah penampakan warna air danau yang biasanya seperti air teh (air rawa) menjadi kemerahan dan begitu memesona. Peristiwa ini sangat jarang diketahui masyarakat luas, karena hanya terjadi sekali setiap tahunnya. Baru-baru ini, di salah satu destinasi wisata alam yang berada di Kecamatan Kotawaringin Lama, yaitu di Danau Gatal fenomena tersebut muncul dan sempat diabadikan dalam sebuah video oleh warga setempat.
Permukaan danau mendadak berubah warna akibat guguran daun dan bunga Putat. Sekilas akan terlihat seperti musim gugur bunga sakura di negeri matahari terbit Jepang. Dari video yang diunggah, nampak bunga Putat berwarna merah jambu mengapung indah di danau dan terlihat pula pohon Putat besar yang menjuntai. Semburat sinar matahari, muncul dari lebatnya daun dan bunga Putat, setiap mata akan takjub ketika alam menujukkan keindahannya.
Selain itu, pohon Putat ternyata juga menyimpan khasiat lain yakni sebagai obat tradisional untuk berbagai penyakit. Dewasa ini Danau Gatal banyak menyihir masyarakat dengan keindahannya. Bahkan, di danau ini berbagai jenis ikan endemik hidup dan menjadi matapencaharian masyarakat setempat.
Warga Kotawaringin Lama, Bayu Ronaldi E menceritakan, Danau Gatal memang menyimpan keindahan, panoramanya cantik, dan selalu ada momen-momen indah yang didapatkan ketika mengunjungi danau tersebut. “Pada waktu-waktu tertentu saja saat bunga mekar dan beguguran, fenomenanya sekitar 3 sampai 6 bulan sekali ada juga fenomena menggugurkan daunnya 1 tahun sekali, sampai daunnya habis dan tumbuh tunas baru,” bebernya, Senin (16/8).
Ia berharap pemerintah dapat menambah sarana dan prasarana di danau tersebut karena kawasan itu merupakan aset yang tidak ternilai dan sebagai sumber kehidupan masyarakat. Semua berharap Danau Gatal dapat dijaga dan dikelola dengan baik dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat setempat. (*/sla)