Anomali cuaca mulai mewarnai Tanah Air menjelang paruh akhir bulan September 2021. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi hujan lebat dan gelombang tinggi di wilayah Indonesia dalam periode 13 – 20 September 2021.
BMKG mencatat pada periode ini, 3 fenomena cuaca aktif secara bersamaan. Yakni Madden Julian Oscilliation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Gelombang Rossby Ekuatorial. Hal ini memicu terjadinya hujan lebat di daratan, serta gelombang tinggi di perairan.
Hujan lebat bisa disertai petir dan angin kencang, serta berpotensi memicu bencana hidrometeorologis, seperti tanah longsor dan banjir. Di perairan, gelombang bisa bervariasi mulai 2,5, 4, hingga 6 meter.
Ketiga fenomena tersebut memengaruhi dinamika atmosfer yang berkaitan dengan potensi pembentukan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, dalam sepekan ke depan cuaca akan dipengaruhi dua kombinasi. Pertama, 14,6 persen wilayah yang sudah mulai memasuki musim penghujan pada September ini.Meliputi wilayah Sumatera bagian tengah hingga selatan dan Kalimantan bagian tengah.
”Selebihnya dipengaruhi gangguan atmosfer (MJO, Rossby, dan Kelvin), terutama di Jawa,” ujar Guswanto. Dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 14,6 persen akan mengawali musim hujan yang lebih maju, yakni mulai September 2021. Meliputi Sumatera bagian tengah dan sebagian Kalimantan.
Kemudian, 39,1 persen wilayah akan mulai memasuki musim hujan pada Oktober 2021. Meliputi Sumatera bagian selatan, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Bali. Sisanya, sebanyak 28,7 persen wilayah lainnya pada November 2021, meliputi sebagian Lampung, Jawa, Bali – Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Dalam penjelasan di laman BMKG, fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudera Hindia ke arah Samudera Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari. Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.
Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia, maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah indonesia.
Selain itu, fenomena-fenomena ini juga meningkatkan belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang dapat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Suhu muka laut dan anomali suhu muka laut juga terpantau masih hangat di sebagian besar perairan di Indonesia, yang mendukung peningkatan suplai uap air sebagai sumber pembentukan awan-awan hujan. Kondisi tersebut juga didukung oleh masih tingginya kelembaban udara di sebagian besar wilayah di Indonesia hingga seminggu ke depan. (tau/jpg)