Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Hartono mengharapkan, berbagai sistem yang diterapkan dalam pengembangan Demonstration Farm dapat dikelola maksimal. Terutama untuk pemanfaatan lahan dan produksi produk pangan di kawasan pertanian tersebut.
Ia menjelaskan, Demonstration Farm yang bertujuan untuk pemanfaatan lahan gambut terdegredasi sebelumnya telah diperkenalkan BRGM untuk produksi padi, khususnya di Desa Talio Hulu, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau.
“Ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah krisis pangan dan menjaga ekonomi masyarakat selama pandemi Covid-19,” katanya saat melakukan kunjungan ke Kalteng.
Lebih lanjut dijelaskan, Keberadaan Demonstration Farm ini dalam bentuk revitalisasi lahan gambut yang dimanfaatkan untuk budidaya padi di Desa Talio Hulu. Hal tersebut sebagai bentuk dukungan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui pengembangan food estate.
“Di Kalteng, selain menanam padi, ditanam juga tanaman lainnya seperti buah jeruk. Ada musim tanam yang diterapkan dalam pengembangan produk hortikultura itu,” ujarnya.
Sementara itu, dalam kunjunganya tersebut BRGM ingin memastikan sistem yang perkenalkan mulai tahun ini, yaitu musim tanam April-Oktober. Pihaknya juga memperkenalkan tata kelola air mikro sebagai salah satu instrument pendukung budidaya tanaman padi.
Hartono menambahkan, dengan tata kelola air mikro ini akan membuat sawah-sawah yang sudah ada bisa diatur ketinggian airnya. Sehingga budidaya menanam padi bisa berjalan optimal dan akan berdampak terhadap hasil produksi.
“Sebelumnya karena tidak ada tata kelola air mikro, sawah akan mengalami kebanjiran saat hujan deras, dan kalau musim kemarau akan kesulitan air. Jadi dengan tata kelola air mikro, para petani bisa dibantu pengelolaan air,” pungkasnya. (sho/gus)