Perbaikan jalan lingkar selatan Kota Sampit kian tak jelas. Alokasi anggaran dari APBD Provinsi Kalteng tak ada kabarnya. Selain itu, urunan dana yang diminta dari pengusaha juga belum terealisasi. Di sisi lain, jalan tersebut semakin rusak parah dan angkutan berat dipaksa melalui jalur itu, tak boleh melintas dalam kota. Agar jalan bisa nyaman dilewati, Pemkab Kotim kembali meminta agar pengusaha angkutan berat agar segera membentuk asosiasi. Hal itu untuk penggalangan dana guna membeli material perbaikan jalan lingkar selatan Kota Sampit yang rusak parah.
”Saya mengajak pengusaha transportir gotong royong menimbun jalan lingkar selatan agar bisa beroperasional, sehingga tidak membahayakan sopir maupun kendaraan mereka yang melintas,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kotim Johny Tangkere.
Johny menuturkan, pihaknya masih menunggu realisasi pengaspalan jalur lingkar selatan yang sebelumnya dijanjikan Gubernur Kalteng dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 50 miliar.
”Sampai sekarang belum jelas apakah pengaspalan jalur lingkar selatan teranggarkan di tahun 2022 atau tidak dalam APBD Kalteng tahun 2022. Apabila teranggarkan, saya harapkan dalam bulan ini, sambil menunggu realisasi dari provinsi, transportir dan PBS urunan menimbun sementara jalur lingkar selatan menggunakan material agregat kelas B sebagai penanganan perbaikan jangka pendek,” ujarnya.
Kendati demikian, dari penyampaian instansi teknis, kemungkinan perbaikan aspal jalur lingkar selatan tidak jadi dianggarkan. ”Ini yang mau saya rapatkan kembali dengan Polres Kotim dan SOPD terkait untuk mencari solusi terbaiknya,” ujarnya.
Dishub bersama Satlantas akan melakukan operasi untuk mengalihkan kendaraan besar pengangkut CPO, kernel, dan lainnya agar melintas jalur lingkar utara dan lingkar selatan. ”Saya tidak ingin ada lagi kendaraan angkutan berat lewat jalan dalam kota. Kami harapkan penggalangan dana untuk membeli agregat itu dapat segera terlaksana,” tegasnya.
Sebelumnya, pada 11 November lalu, Dishub Kotim telah mengundang pihak perusahaan. Namun, dari 43 pengusaha CPO di Kotim, hanya lima dari perwakilan perusahaan yang datang. Johny mengatakan, Pemkab Kotim berupaya tetap menjaga jalur dalam kota agar tidak semakin rusak. Karena itu, pihaknya meminta pengusaha CPO membentuk asosiasi dan segera melakukan penggalangan dana untuk penanganan jangka pendek jalur lingkar selatan agar aman untuk dilewati kendaraaan angkutan berat.
Saat itu Johny memberikan tenggat waktu paling lambat akhir November pengusaha sudah bergerak memberikan sumbangsihnya untuk daerah agar jalur lingkar selatan bisa fungsional. Namun, hingga Desember belum ada pergerakan dari pengusaha. (hgn/ign)