Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit mencatat ada 43 kasus serangan buaya yang menerkam manusia sepanjang satu dekade terakhir, tepatnya periode 2010-2021. Sebanyak tujuh kasus di antaranya meninggal dunia, sisanya terluka parah.
Serangan terbanyak terjadi pada 2020 dengan 15 kasus. Pada 2021, serangan buaya terhadap manusia terjadi sebanyak 4 kasus. ”Tahun ini kasus serangan buaya yang menerkam manusia menurun dibandingkan tahun 2020 lalu,” kata Muriansyah, Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Sabtu (18/12).
Dari data yang dikumpulkan BKSDA, lokasi kasus paling banyak terjadi di pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) Mentaya Kecamatan Mentaya Hilir Utara 3 kasus , Mentaya Hilir Selatan 13 kasus, Pulau Hanaut 3 kasus, Teluk Sampit 11 kasus, Seranau 8 kasus, Cempaga 3 kasus, Mentawa Baru Ketapang 2 Kasus.
”Dalam pengumpulan data kasus serangan buaya terhadap manusia, kami dari BKSDA Pos Jaga Sampit bekerja sama dengan CrocBITE yang merupakan semacam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) luar negeri yang mendata dugaan serangan buaya di dunia. Kami selalu berkomunikasi, khususnya terhadap kasus serangan buaya yang terjadi di Kotim,” tandasnya. (hgn/ign)