Toko Serba Harga Murah Girls (SHMG) sudah tak asing lagi bagi warga Kota Sampit. Toko yang menyediakan berbagai jenis fashion wanita plus aksesoris membutuhkan proses panjang hingga berkembang pesat seperti sekarang ini. Selain kerja keras tim, ada sosok perempuan sekaligus founder SHMG tanpa kenal lelah melakukan riset dan pengembangan. Dialah Deva Yulystina.
Jemari tangan wanita muda itu bergerak cepat membalas pesan yang diterimanya dari layar smartphone BlackBery Onyx 2 warna putih. Orderan berupa busana wanita datang dari teman melalui grup BlackBerry. Secercah senyum telihat dari wajah perempuan itu. Hari itu baru satu produk pakaian yang berhasil terjual.
“Seperti itulah tiap hari barang-barang yang dijual kita promoin lagi ke teman-teman. Saat itu masih zamannya pakai BlackBerry, jadi promosinya di grup-grup yang ada di BlackBery dan Broadcast Message,” kenang Deva Yulystina, SE, founder serba 50ribu sampit yang kini berubah nama Serba Harga Murah Girls (SHMG).
Terjun ke bisnis fashion berskala besar seperti saat ini tidak pernah terbayangkan di benak alumni SMAN-4 Kota Sampit. Namun secara naluri berusaha dengan skala kecil sudah dijalani Deva sejak tahun 2011. Sebagai wanita penyuka fashion, Deva setidaknya sedikit paham apa yang diinginkan calon pembeli terutama kaum hawa. Berbagai jenis fashion wanita mulai dari celana, baju hingga hijab dibeli dari di Pulau Jawa dibantu temannya kemudian dijual kembali secara online.
“Teman kan banyak, jadi barang-barang itu yang saya tawarkan ke mereka. Kalau dipikir sukses saat itu masih sangat jauh yang terpenting barang laku dan jangan rugi dulu,” ucapnya.
Deva mengaku sejak memulai jualan online, selalu berusaha dekat dan memahami karakter pembeli termasuk calon pembeli. Meski terkadang mengorbankan waktunya, Deva merasa itu merupakan konsekuensi yang harus dihadapi. Diceritakannya terkadang keinginan calon pembeli beragam.
Perubahan cara berusaha mulai dilakukan di tahun 2014. Jika sebelumnya lewat online, Deva memberanikan diri menyewa ruko satu pintu di Jalan Tartar Sampit. Ruko milik koleganya itu pun menjadi tempat jualan perdana. Keinginan membuka toko sendiri setelah Deva liburan dan berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan di Pulau Jawa. Dirinya mendapati sebuah toko yang menjual fashion wanita dengan harga murah.
“Dari situ terpikir kenapa tidak mencoba cara seperti itu. Dengan modal lima jutaan saya belikan berbagai jenis fashion wanita. Dibantu doa dan restu orangtua juga usaha ini mulai saya jalanizaS`,” kata Deva.
Selama setahun sejak membuka usaha hingga tahun 2015, Deva melalukan riset dan pengembangan. Tujuannya mencari pasar yang tepat. Saat itu produk yang dijual difokuskan untuk kalangan remaja putri. Mulai dari baju dan juga celana.
Menurut Deva, riset penting dilakukan karena keinginan calon pembeli di Kota Sampit sulit ditebak. Apa yang sedang ngetrend diluar belum tentu cocok bagi wanita di Kota Sampit. Karenanya memahami karakter dan mendekatkan dengan pembeli dan calon pembeli terus dilakukan sampai saat ini.
“Soal riset dan pengembangan kami melakukannya bersama adik saya dan juga tim di toko karena memang itu sangatlah penting. Setelah bertahun-tahun itu dijalankan, masuk tahun 2017 Alhamdulillah Allah mudahkan untuk ketemu jawabannya. Market-nya kita dapat, soal selera dan apa yang diinginkan pembeli kita juga dapatkan. Boleh dibilang di tahun itu titik kebangkitan usaha Serba Harga Murah Girls,” terang Deva.
Di tahun itu pangsa pasar SHMG lebih difokuskan ke produk wanita rentang usia 14-30 tahun. Dengan menambah dua blok ruko hingga total menjadi tiga ruko di Jalan Tartar Sampit, keberadaan SHMG Alhamdulillah di minati warga Sampit.
Memasuki tahun 2018, usaha SHMG terus meroket. Lewat tim yang dibentuk pengembangan terus dilakukan termasuk memanfaatkan media sosial instagram.
“Saat itu saya sempat berucap dalam hati kira-kira bisa mendatangkan lebih banyak pembeli lagi, namun ada suatu kendala yaitu tempat. Akhirnya saya dan adik saya memikirkan untuk pindah tempat yang strategis dan lokasinya besar. Setelah cari sana sini kita dapatkan ruko di Jalan AIS Nasution yang saat ini kami tempati,” ungkap Deva.
Rencana kepindahan ke ruko baru terus dimatangkan dan direncanakan di akhir tahun 2019. Namun rencana itu akhirnya ditunda setelah merebaknya wabah virus corona tidak saja di Indonesia tapi juga seluruh dunia. Virus mematikan itu tidak hanya merenggut banyak korban tapi juga berdampak terhadap geliat perekonomian.
SHMG juga merasakan dampaknya. Salah satunya rencana opening toko baru yang seharusnya di bulan Maret ditunda di bulan Agustus 2020. Dengan segala aturan yang diterapkan termasuk melakukan pembatasan kunjungan, Deva dan adiknya melalukan opening toko baru SHMG di Jalan AIS Nasution Sampit.
“Saat grand opening kita juga melibatkan satgas covid-19 termasuk pihak terkait. Protokol kesehatan tetap menjadi prioritas yang harus diterapkan,” kata Deva.
Deva mengaku bersyukur bisa melewati dua gelombang Covid terhadap jalan usaha yang sekarang ini di bangun bersama adiknya. Meski usahanya tersendat-sendat, setidaknya sampai sekarang SHMG tetap survive dan terus tumbuh. Menurut Deva usahanya yang sangat terasa dampaknya saat gelombang pertama dari bulan November 2020 sampai Januari 2021. Memasuki gelombang kedua di bulan Mei hingga Juli 2021 sudah bisa teratasi.
“Sekarang diakhir tahun daya beli masyarakat terus meningkat. Mungkin dulu mereka saving dana, sekarang belanjanya gila-gilaan. Kondisi ini yang menyakini saya geliat ekonomi di Kotim akan tetap tumbuh,” ucap Deva.
Di penghujung tahun 2021, SHMG tetap akan memanjakan para calon pembeli dengan menyediakan berbagai jenis fashion. Harga yang ditawarkan tetap terjangkau dan tentunya kualitas barang yang dijual tidak diragukan.
“Pangsa pasar kita saat ini mulai dari 0 tahun hingga 40 tahun. Dan sasarannya tetap wanita. Banyak produk yang kami jual mulai dari fashion, tas, sepatu, aksesoris, masker dan masih banyak lagi. Jangan ragu untuk datang ke Toko Serba Harga Murah Sampit di Jalan AIS Nasution Sampit,” ajak Deva. (ton)