emerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) merencanakan pemindahan kantor bupati dari lokasi sebelumnya ke Gedung Bank Indonesia yang terbengkalai di pusat Kota Sampit. Pemkab telah mengajukan pinjam pakai gedung tersebut. Hal itu disampaikan Bupati Kotim Halikinnor. Dia ingin agar bangunan megah itu dapat fungsional kembali, setidaknya dapat digunakan sebagai tempat pelayanan publik atau pemerintahan.
”Saya ingin gedung itu dipinjam pakai untuk Kantor Bupati,” kata Halikinnor. Halikinnor melanjutkan, pihaknya telah menyurati Bank Indonesia agar bangunan yang sempat menjadi kebanggaan warga Kotim itu dapat dipinjam pakai pemerintah. Sejak tahun 1984, Bank Indonesia telah berdiri di Sampit. Bisnis perkayuan di Sampit sedang jaya-jayanya. Hingga pada tahun 2000, bank tersebut ditutup.
Setelah 22 tahun berlalu, Gedung Bank Indonesia masih belum fungsional, sehingga jika tetap dibiarkan, bangunan megah tersebut akan tetap mangkrak. ”Sangat disayangkan jika bangunan megah dengan segala fasilitas di dalamnya tidak digunakan,” tambahnya. Halikinnor juga memiliki alasan lain menginginkan agar gedung tersebut bisa dipinjam pakai untuk kantor bupati. Menurutnya, sudah saatnya Pemkab Kotim memiliki kantor baru, namun anggaran yang ada tidak memungkinkan untuk membangun kantor karena banyak hal lain yang masih menjadi prioritas.
”Melihat kondisi saat ini, kalau untuk membangun kantor yang baru sepertinya tidak bisa, karena banyak hal yang lebih penting, contoh untuk meningkatkan infrastruktur jalan rusak,” ujarnya. Halikinnor menuturkan, Pemkab Kotim siap untuk melakukan perbaikan sejumlah fasilitas di gedung tersebut, seperti lift dan lainnya. Menurutnya, bagi Bank Indonesia yang terpenting saat ini apakah bupati mau memperbaiki fasilitas tersebut. ”Kalau dihitung-hitung, biaya perbaikannya mencapai miliaran. Kalau saya sih siap saja, sehingga saya harap nanti bangunan tersebut bisa fungsional kembali,” ujarnya. (yn/ign)