SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Senin, 11 April 2022 13:31
Harga-Harga Melejit, Perekonomian Warga Tercekik
ilustrasi

SAMPIT – Harga gas liquefied petroleum gas (LPG/elpiji) yang melejit, mencekik perekonomian para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kenaikan tersebut membuat pelaku usaha terpaksa mengurangi produksi. Angan meraih untung selama Ramadan, harus pupus akibat harga yang tak bisa dikendalikan.

Halifah (48), pedagang kue bingka di Sampit, Minggu (10/4), menuturkan, sejak harga gas elpiji naik, produksi kue yang biasanya mampu mencetak 100 loyang per hari, kini hanya 30-50 loyang.

”Sebelum bulan puasa sudah rencana jualan. Sudah nambah beli oven baru dan cetakan loyang. Ternyata pasarannya sepi. Harga barang juga serba naik. Elpiji naik, tepung, gula, telur, minyak goreng, serba naik. Mau menaikkan harga kue juga berat,” kata Halifah ditemui di kediamannya Jalan DI Panjaitan, Minggu (10/4).

Sebagai pedagang kue yang sudah belasan tahun berjualan bingka, dia tak menyangka tahun ini penjualan mengalami penurunan produksi. Termasuk pendapatan. Padahal, sebelumnya dia optimistis menyambut Ramadan 1443 Hijriah.

”Pemerintah sudah tak memberlakukan lockdown. Covid-19 juga turun. Makanya saya mengira tahun ini penjualan bakalan ramai. Ternyata, banyak juga kawanan pedagang kue yang jualannya banyak tersisa. Apalagi kalau hujan. Tersisa dua saja, sudah tak dapat untung,” ungkapnya.

Halifah memilih tidak menitipkan produknya ke lapak pedagang kue. Dia berjualan di rumah yang dibuat sesuai pesanan.

”Saya tak mau mengambil risiko. Sudah barang naik, kue tak habis, yang ada bukannya untung, malah rugi. Tahun ini hanya menerima pesanan dari orang saja, putus harga, tanpa risiko. Saya beri harga lebih murah, Rp 28 ribu per loyang. Dia jual lagi Rp 30-35 ribu. Walaupun untungnya tipis sekali, yang penting jualan habis,” ujarnya.

PT Pertamina sebelumnya menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi pada 25 Desember 2021 dari 11.500 per kilogram menjadi 13.500 per kg. Dua bulan kemudian, 27 Februari 2022, Pertamina kembali menaikkan harga elpiji nonsubsidi menjadi Rp 15.500 per kilogram.

Khusus wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), harga jual gas elpiji Bright Gas kemasan 5,5 kg di tingkat agen, dijual Rp 94 ribu per tabung. Kemasan 12 kg dijual Rp 197 ribu per tabung.

Dua bulan kemudian, setelah elpiji nonsubsidi dinaikkan, harga gas elpiji subsidi kemasan 3 kg juga ikut naik. Dari harga Rp 22-25 ribu di tingkat pangkalan, naik menjadi Rp 30-35 ribu. Bahkan, di tingkat pedagang eceran, banyak yang menjual gas elpiji 3 kg di kisaran Rp 38-40 ribu per tabung.

Tak hanya masyarakat sebagai konsumen elpiji yang terdampak. Penjual elpiji juga ikut terimbas. ”Ada pengaruhnya. Penjualan sedikit menurun. Tapi, dengan adanya kelangkaan elpiji 3 kg, masyarakat tidak semua beralih ke elpiji 3 kg. Banyak juga yang beralih ke elpiji 5,5 kg, karena memang stoknya selalu aman tersedia meskipun harganya jauh lebih mahal,” kata Taufik, pedagang gas elpiji di Jalan DI Panjaitan.

Dia menuturkan, kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi sudah tiga kali terjadi. Tabung ukuran 5,5 kg naik dari Rp 70 ribu menjadi Rp 80 ribu pada Februari. Kemudian naik lagi pada Maret menjadi Rp 93 ribu per tabung.

Untuk gas elpiji kemasan 12 kg yang sebelumnya dijual seharga Rp 145, naik pada 25 Desember 2021 menjadi Rp 170 ribu. Kemudian naik lagi menjadi Rp 193 ribu pada Maret lalu.

”Itu kalau harga isi ulang. Kalau tabung kosong kemasan 3 kg sama isinya dijual Rp 170 ribu, cuma isi ulang kami tak jual. Kalau tabung kosong 5,5 kg dijual Rp 280 ribu sama isi Rp 370 ribu, tabung kosong Bright Gas 12 kg dijual Rp 355 ribu, tabung kosong biru 12 kg Rp 345 ribu, dan kalau sama isinya untuk tabung biru kemasan 12 kg dijual Rp 545 ribu dan kemasan Bright Gas 12 kg kami jual Rp 550 ribu per tabung,” ujarnya.

Mengenai ketersediaan pasokan gas elpiji, menurutnya tak ada kendala. Dalam sebulan, dia mampu menjual 300-500 tabung kemasan 5,5 kg dan 200-300 tabung kemasan 12 kg.

”Distribusi lancar saja untuk elpiji nonsubsidi. Kalau elpiji 3 kg kami tidak jual, karena memang untuk mendapatkan jatahnya juga sulit,” ungkapnya.

Terpisah, Ketua DPD Hiswana Migas Kotim Axcel Afriando Narang mengatakan, alokasi jatah elpiji untuk Kotim belum merata. Masih ada beberapa kecamatan yang belum mendapatkan elpiji subsidi tersebut.

”Dari 17 kecamatan di Kotim, masih ada enam kecamatan yang belum mendapatkan alokasi elpiji, karena belum ada konversi dari minyak tanah ke elpiji, sehingga masih meminta jatah kuota dari kecamatan lain,” kata Axcel.

Axcel menambahkan, wilayah Kotim memiliki 6 agen dan 416 titik pangkalan elpiji yang tersebar di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Cempaga Hulu, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut, Seranau, Parenggean, Teluk Sampit, Tualan Hulu, Antang Kalang, dan Bukit Santuai.

”Dari 17 kecamatan di Kotim, ada 416 titik pangkalan yang tersebar di 12 kecamatan. Lima kecamatan lainnya belum mendapatkan pasokan elpiji dan masih meminta jatah dari kecamatan lain,” jelasnya.

Terpisah, PT Pertamina Patra Niaga melalui Unit Manager Communication Relation dan CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan Susanto August Satria mengatakan, kuota gas elpiji 3 kg untuk wilayah Kotim dijatah sebanyak 9.387 Matriks Ton.

”Kuota yang disediakan untuk wilayah Kotim disesuaikan dengan kebutuhan wilayah masing-masing melalui koordinasi dengan pemerintah setempat,” kata Susanto August Satria.

Sementara itu, mengenai HET untuk wilayah Kotim untuk tingkat pangkalan harga elpiji 3 kg, dijual dengan kisaran Rp 17.250-18.500, tergantung masing-masing kecamatan.

Pernyataannya tersebut sesuai SK Gubernur Kalteng Nomor 188.44/552/2016 tentang Harga Eceran Tertinggi Tabung 3 Kilogram di Kotim yang ditandatangani Gubernur Kalteng Sugianto Sabran pada 30 November 2016 lalu. Dalam tabel lampiran, harga di tingkat agen dan pangkalan di setiap kecamatan bervariasi. HET paling tinggi di Kecamatan Bukit Santuai sebesar Rp 12.750 di tingkat agen dan Rp 21.250 untuk pangkalan.

Susanto mengatakan, Pertamina selalu mengimbau setiap agen dan pangkalan agar menjual harga sesuai HET. Pihaknya akan memberikan teguran pada agen atau pangkalan yang terbukti melakukan kecurangan dalam permainan harga gas elpiji subsidi 3 kg.

”Tegurannya mulai dari surat peringatan tertulis hingga pemutusan hubungan,” tandasnya. (hgn/ign)

loading...

BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers