Kementerian Pertanian memastikan ketersediaan pangan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, dalam kondisi aman. Hal itu diketahui usai Direktur Perbenihan Hortikultura Kementan melakukan inspeksi mendadak ke Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit dan Pasar Subuh, Jalan Letnan Jenderal MT Haryono Sampit.
“Dari hasil pantauan kami selama monitoring ketersediaan pangan ke Palangka Raya dan Kabupaten Kotim, ketersediaan pangan dalam kondisi aman. Tidak ada kenaikan harga yang berarti, justru permintaannya sedikit berkurang,” kata Inti Pertiwi Nashwari, Direktur Perbenihan Hortikultura Kementan usai mengunjungi dua pasar di Kabupaten Kotim, Jumat (22/4).
Dari hasil pantauannya, harga jual daging sapi segar yang dijual di PPM dan Pasar Subuh masih relatif stabil di harga Rp 130 ribu per kg, ayam Rp 38 ribu, minyak goreng kemasan 1,5 liter Rp 24 ribu, cabai rawit Rp 35 ribu per kg, cabai keriting Rp 50 ribu per kg, bawang merah dan bawang putih seharga Rp 30 ribu per kg dan telur Rp 50 ribu Rp 55 ribu per krat.
Namun, ada beberapa komoditas seperti gula pasir dan minyak goreng curah yang dijual di atas harga normal. ”Kami memantau hara gula pasir di Kotim sudah dijual dengan harga Rp 15 ribu per kg dan kita akan pantau ketersediaan gula pasir, apalagi kita tahu selama Ramadan permintaan gula pasir cukup tinggi, jangan sampai stok gula terkendala,” ujarnya.
Selain itu, penjualan minyak curah juga menjadi perhatiannya. Pasalnya, minyak goreng dikemas ke dalam botol air mineral berukuran 1,5 liter dengan harga Rp 22 ribu-24 ribu. “Saya melihat tadi minyak curah dijualnya pakai kemasan isi ulang yang dijual berukuran lebih dari seliter,” ujarnya.
Inti Pertiwi menyampaikan, kegiatan ini terlaksana sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 251/KPTS/OT.050/M/3/2022 tentang tim pengawalan dan monitoring ketersediaan bahan pangan pokok yang ditandatangani dan ditetapkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada 11 Maret 2022 lalu.
Dalam surat keputusan ini, seluruh jajaran direktur di lingkungan Mentan ditugaskan turun ke lapangan secara langsung untuk menggelar pasar pangan murah, melakukan pengawalan, dan monitoring ketersediaan pangan serta harga bahan pokok.
“Sesuai arahan pak menteri, seluruh penanggungjawab provinsi harus memberikan laporan hasil pemantauan stok dan harga setiap kabupaten. Kami juga diminta melakukan faktualisasi data dengan melakukan monitoring langsung ke pasar, gudang distributor, bulog sampai produsen. Dari hasil pemantauan kami dapat memastikan 10 komoditas pangan di Kalteng tersedian dengan aman tanpa kendala,” kata Inti Pertiwi Nashwari yang juga sekaligus sebagai Penanggungjawab Kegiatan untuk Wilayah Kalteng.
Kegiatan monitoring pengawalan ketersediaan pangan dilaksanakan di 34 provinsi. Untuk Provinsi Kalimantan Tengah, sasaran kegiatan dilaksanakan di Palangka Raya, Kotawaringin Timur dan Pulang Pisau.
“Dipilihnya Kotim karena sesuai dengan arahan Pak Menteri, sasaran kami adalah kabupaten yang mengalami defisit. Dari hasil pemantauan pelaporan stok beras per 18 April di Kotim sangat rendah di angka 152 ton dengan harga Rp 12 ribu dibandingkan 14 kabupaten/kota di Kalteng,” ujarnya.
Selain melakukan monitoring ketersediaan pangan dan harga di pasaran, Inti bersama lima anggota yang tergabung dalam timnya juga menggelar Pasar Pangan Murah. Kegiatan tersebut terlaksana melalui kerjasama Kementan dengan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Pantauan Radar Sampit, meskipun dalam kondisi cuaca hujan, kegiatan yang berlangsung selama satu hari di Kawasan Taman Kota Sampit, Jumat (22/4), tetap ramai diserbu warga. Dalam kegiatan pasar pangan murah, pihaknya menyediakan 10 komoditas pangan yang didatangkan langsung dari petani, diantaranya beras pulen kemasan 5 kg dengan harga Rp 47.500 dan siam epang Rp 12 ribu per kg, cabai keriting seharga Rp 45 ribu per kg, bawang merah dan bawang putih seharga Rp 30 ribu per kg, dan telur menyediakan 500 krat dengan harga Rp 40 ribu per krat.
Kegiatan pasar pangan murah juga bekerjasama dengan Perum Bulog Cabang Sampit dengan menyediakan gula sebanyak 500 kg dengan harga Rp 13.500, ayam beku Rp 35 ribu per ekor dengan berat 1,1 kg, tepung terigu Rp 11.500.
Selain itu, Kementan melalui Pemkab Kotim juga mendatangkan produsen minyak goreng dari PT Suka Jadi Sawit Mekar langsung dengan tangkinya sebanyak 5000 liter dan minyak kemasan sebanyak 800 dus atau 9.600 liter. Untuk minyak goreng curah dikenakan harga Rp 13.500 dan minyak goreng kemasan merk M&M dikenakan harga Rp 20 ribu per liter.
“Sepuluh komoditas kami hadirkan kecuali daging sapi, ketersediaan saat ini kosong di bulog. Waktunya mendesak, kalau waktunya memungkinkan saya bisa upayakan datangkan importir daging sapi,” ujarnya.
“Gelar pasar pangan murah sistemnya tidak ada subsidi seperti operasi pasar, tapi kami langsung menghadirkan produsen dan distributor untuk menjual produknya langsung ke masyarakat,” katanya.
Meskipun dengan persiapan yang mendadak, dirinya mengaku bangga mendapatkan dukungan penuh dari Pemkab Kotim, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalteng, Dandim 1015 sehingga kegiatan dapat berlangsung aman dan lancar.
“Persiapan ini sangat mendadak, tetapi kami bangga karena mendapatkan dukungan penuh dari Pemkab Kotim, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalteng dapat membantu menghadirkan produsen sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan aman dan lancar,” ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalteng Sunarti mengatakan, pihaknya ikut berperan dalam membantu mendukung program Kementerian Pertanian dalam mengadakan pangan murah untuk masyarakat. Pihaknya mendekatkan akses ke masyarakat untuk mendapatkan barang murah tapi berkualitas. Barang langsung didatangkan dari petani dalam kondisi segar dan rata-rata komoditas seperti beras dan cabai baru panen sehingga dapat memberikan produk yang berkualitas sampai ke tangan masyarakat. Pemangkasan rantai distribusi ini juga membuat harga lebih murah dibanding harga di pasaran.
Sementara itu Bupati Kotim Halikinnor menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pertanian yang telah menggelar pasar pangan murah di Kotim.
“Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur berterima kasih kepada Menteri Pertanian yang telah menggelar pasar pangan murah di Kotim. Seandainya tidak hujan, mungkin tidak menunggu waktu lama barang terjual habis. Karena, masyarakat saat ini memang membutuhkannya,” kata Halikinnor.
Halikinnor berharap kegiatan pasar pangan murah agar dilaksanakan tidak hanya pada momentum menjelang Lebaran. Namun, dilaksanakan secara rutin minimal tiga bulan sekali.
“Mudah-mudahan tidak hanya saat bulan puasa atau dekat Lebaran. Saya usul ke Pak Menteri, minimal diadakan tiga bulan sekali atau diberikan kelimpahan kewengan ke pemerintah provinsi dan kabupaten. Karena ini bukan subsidi, tapi pemerintah membantu mendatangkan produsen secara langsung sehingga dapat memangkas rantai distribusi barang menjadi lebih murah sampai ke tangan masyarakat,” tandasnya. (hgn/yit)