Para pengguna jalan yang melintas di Jalan Ahmad Shaleh penghubung Pangkalan Bun menuju Kotawaringin Lama meminta pemerintah memperketat pengawasan truk over dimension over loading (ODOL). Sebab, truk kerap kali mengabaikan keselamatan warga.
Muatan yang dibawa oleh truk melebihi ambang batas yang ditentukan. Dengan kondisi jalan yang berlubang dan bergelombang, truk riskan terguling. Padahal Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran sudah menegaskan bahwa ruas jalan antarprovinsi tersebut dibangun bukan untuk akses perusahaan kelapa sawit, tetapi untuk kepentingan masyarakat. Kendaraan yang melintasi jalan tersebut tonasenya tidak melebihi dari 8 ton.
Lemahnya pengawasan oleh instansi terkait ditunjang kurangnya kesadaran perusahaan kelapa sawit serta para transportir, membuat truk ODOL bebas melenggang melintas di ruas jalan itu.
Ketika dimintai pendapatnya, salah seorang warga Kotawaringin Lama, Gufron menyampaikan bahwa akhir-akhir ini muatan tandan segar buah kelapa sawit dari salah satu perusahaan besar swasta perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Kecamatan Kotawaringin Lama tersebut tidak terkontrol.
“Muatannya sampai tinggi, meski sudah ditutup jaring dan terpal tetapi tetap saja berbahaya, apalagi dengan kondisi jalan yang bergelombang dan banyak lubangnya ini sangat riskan terguling,” ujarnya, Jumat (27/5).
Selain itu, bahkan truk ODOL parkir di badan jalan dan minim penerangan. Truk juga sering berjalan beriringan. “Kalau ada konvoi truk sawit, kita di belakang truk khawatir. Apalagi truk goyang-goyang saat menghindar lubang-lubang,” imbuhnya.
Warga lainnya, Rahadian, menambahkan bahwa truk-truk yang konvoi hingga mencapai enam bahkan tujuh truk biasanya melintas di atas pukul 19.00 WIB.
“Jalan juga cepat rusak dan hancur, meski jalan provinsi tetapi pengawasan harus tetap dilakukan, agar sama-sama tertib, angkutlah sesuai dengan ketentuan, dan melintaslah dengan pelan agar selamat sampai tujuan,” pungkasnya. (tyo/yit)