Para eks tenaga kontrak yang gagal dalam seleksi tahap pertama 23 Juni lalu berjuang keras agar bisa lulus tes tahap kedua yang digelar kemarin (25/7). Sebagian peserta harus melalui perjuangan berat untuk bisa mengikuti tes tersebut.
YUNI PRATIWI, Sampit
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur menggelar seleksi tenaga kontrak tahap kedua sesuai jadwal di Gedung Tennis Indoor Stadion 29 November Sampit. Bagi sebagian peserta, mengikuti tes itu tak mudah.
Ada yang mengalami kecelakaan dalam perjalanan sebelum sampai ke lokasi tes. Ada juga peserta membawa anak saat ujian berlangsung. Bahkan, ada peserta yang pingsan di tengah seleksi.
Ismawanti, mantan guru kontrak dari Kecamatan Parenggean mengaku mengalami kecelakaan sekitar pukul 05.00 WIB saat dalam perjalanan menuju lokasi tes. Dia harus dibantu panitia agar bisa menjawab soal karena penglihatannya terganggu.
”Mata saya kabur. Kacamata di mobil saat tabrakan tidak tahu di mana, jadi saya tak bisa lihat," ujarnya.
Musibah yang dialami Ismawanti terjadi saat dia dalam perjalanan menuju Sampit. Saat menaiki tanjakan, tiba-tiba mobil di depannya mengeluarkan asap tebal. Hal itu membuat pandangan suaminya terbatas dan tidak bisa melihat posisi mobil tersebut. Mobil itu tiba-tiba mundur dan mengenai mobil mereka. Dia dan suaminya tak mengalami luka, hanya mobil yang ringsek.
”Mobil di depan mundur. Kena bamper mobil. Mau menghindar, tapi sudah tidak kelihatan karena asap tebal. Gelap sekali," ujarnya.
Ismawanti mengikuti ujian sambil menggendong anaknya dengan mengenakan baju seadanya. Pasalnya, baju untuk mengikuti tes, sepatu, hingga peralatan tulis tertinggal di mobil yang ringsek setelah kecelakaan itu.
Meski mengalami musibah, Ismawanti tetap memaksakan ikut tes. Pasalnya, saat dia akan menghubungi panitia terkait insiden yang dialami, dia tidak menemukan ponselnya. Ponsel lain tidak bisa digunakan karena baterainya drop.
Ismawanti bisa sampai ke lokasi seleksi setelah dijemput rekan kerja suaminya yang mau mengantarkan ke Sampit. Dengan perjuangan yang telah dia lalui, Ismawanti berharap bisa lulus dan kembali mengajar di SMPN 2 Parenggean. Dirinya telah mengabdi di sekolah tersebut sejak tahun 2008.
”Harapannya lulus dan diterima kembali bekerja lagi di sekolah," ucapnya.
Sementara itu, peserta lainnya yang tengah hamil muda sempat pingsan di ruang tes, karena kesehatannya melemah. Panitia dengan sigap memberikan pertolongan agar yang bersangkutan tetap bisa melanjutkan seleksi.
Ada pula sepasang suami istri terpaksa membawa bayinya ke tempat ujian, karena tidak ada orang yang bisa menjaga di rumah. Beruntung panitia mau menjaga si bayi, sementara orang tuanya mengerjakan soal seleksi. Para eks tekon ini berharap perjuangan mereka tidak sia-sia untuk bisa kembali bekerja.
Seleksi tenaga kontrak tahap kedua sedianya diikuti 1.039 peserta yang sebelumnya gagal seleksi tahap pertama. Plt Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kotim Kamaruddin Makkalepu mengatakan, peserta yang wajib tes tulis 988 orang dan yang melalui penilaian kinerja 51 orang.
Tes diselenggarakan dalam dua sesi. Pertama, kelompok pendidikan S1 dengan jumlah 587 peserta, dilanjutkan sesi kedua kelompok pendidikan SMA, dan D3 sebanyak 401 peserta. Pada pelaksanaan tes, ada ratusan peserta yang tidak hadir.
”Dari 988 peserta tes tulis, yang hadir 855 orang dan tidak hadir 133 orang," kata Kamaruddin.
Melihat dari pelaksanaan seleksi tahap pertama, pada seleksi kedua ini pihaknya membuat atau menyusun lagi soal yang baru. ”Pada prinsipnya sama (seperti tes tahap pertama, Red), tetapi pada pada tahap dua ini mungkin kemarin petanya kami sudah melihat. Masing-masing kelompok beda jenis soal," jelasnya.
Dalam seleksi tahap kedua, lanjutnya, kelulusan peserta ditentukan dari dua unsur penilaian. Pertama, tes tulis dan penilaian kinerja dari perangkat daerah masing-masing.
”Kalau kinerja bagus, tapi tidak ikut tes tulis tidak bisa juga. Ini alat ukur utama. Kecuali mereka yang tidak disyaratkan ikut tes bagi yang 51 orang tadi (penilaian kinerja, Red)," katanya.
Di samping itu, lanjutnya, karena sudah dilakukan pemetaan kebutuhan terhadap tekon, penentuan lulus tidaknya peserta juga akan disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga nantinya mereka yang lulus akan mengisi kebutuhan.
”Tetap berdasarkan peringkat, tetapi mereka yang sudah bekerja sebelumnya atau eks tekon itu tetap dinilai kinerjanya, sehingga itu yang akan menjadi salah satu pembatas. Apabila ada yang nilai kinerjanya di bawah 76, itu dinyatakan tidak memenuhi syarat," ujarnya.
Jumlah peserta yang dinyatakan tidak lulus pada seleksi sebelummya sebanyak 1.041 orang. Namun, pada pelaksanaan peserta yang dapat mengikuti seleksi adalah 1.039 orang, berkurang dua orang.
”Berkurang dua, karena dua orang meninggal dunia. Satu yang di DPMPTSP, yang satunya lagi di Setda, sehingga berkurang menjadi 1.039 orang," ungkapnya.
Kamaruddin menambahkan, peserta yang lulus seleksi tahap kedua masa kerjanya sama dengan yang lulus tahap pertama, yakni berakhir 31 Desember. Sedangkan untuk hasil kelulusan tahap kedua diharapkan bisa diumumkan pada 1 Agustus mendatang.
”Mudah-mudahan tepat waktu 1 Agustus nanti. Setelah itu akan disiapkan penempatan dan SK sebagai tenaga kontrak dan terakhir nanti sama dengan yang tahap satu kemarin, 31 Desember," tandasnya. (***/bersambung)