SAMPIT – Selama lima hari terakhir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Tahun ini penanganan karhutla dianggarkan sebesar Rp 3,1 miliar, turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kotim Rihel melalui Sekretaris BPBD Kotim Yephi Hartady Periyanto mengatakan, selama pandemi Covid-19, kasus karhutla dapat dikendalikan. Kasus karhutla paling besar terjadi di tahun 2019.
”Tahun ini ada penurunan dari Rp 4 miliar menjadi Rp 3,1 miliar. Karena, seperti yang kita ketahui, kasus karhutla paling parah terjadi di tahun 2019, tahun lalu tepatnya selama wabah pandemi, kasus karhutla dapat dikendalikan, sehingga serapan anggaran rendah. Tahun ini, kami prediksi tidak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu,” kata Yephi.
Pada 2021 dan 2022, lanjutnya, BPBD Kotim sebenarnya tidak hanya difokuskan pada karhutla, namun bencana nonalam pandemi Covid-19 yang sampai sekarang belum dinyatakan berakhir. Kemudian, bencana wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan bencana banjir.
”Sepertinya tahun-tahun ini, bencana yang sedang ngetren bencana banjir. Kami akan melihat nanti pada akhir tahun, tetapi kami harapkan bencana banjir dan karhutla dapat dicegah dan dikendalikan,” katanya.
Dengan ditetapkannya status siaga karhutla, BPBD Kotim mulai bergerak melakukan upaya pencegahan dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang selama ini cenderung membuka lahan dengan cara membakar lahan agar itu tidak dilakukan. Pihaknya juga akan lebih rutin melakukan pengecekan ke masyarakat dan melakukan pemetaan potensi daerah rawan terbakar.
Secara tidak langsung, enam pos lapangan (poslap) diaktifkan, seperti Poslap di Kecamatan Pulau Hanaut, Teluk Sampit, Cempaga, Parenggean, Antang Kalang, dan Posko Induk di Kantor BPBD Kotim yang menjangkau wilayah Kecamatan MB Ketapang, Baamang, Telawang, dan Kotabesi.
”Status siaga darurat karhutla ini untuk memudahkan gerak langkah kita melaksanakan tugas, daerah mana yang berpotensi rawan karhutla ataupun ada kejadian karhutla maka kami siaga di situ,” ujarnya. (hgn/ign)